8 Keluhan Gigi Pada Anak Yang WAJIB Diketahui - Dental ID
Dental ID
Home Perawatan Gigi 8 Keluhan Gigi Pada Anak Yang WAJIB Diketahui

8 Keluhan Gigi Pada Anak Yang WAJIB Diketahui

image from http://www.merries.co.id

Kesehatan gigi pada anak sama pentingnya dengan gigi orang dewasa. Namun sebagian besar orang tua justru lengah karena menganggap gigi anak masih gigi susu, dan belum memerlukan perawatan.

Kita baru mulai waspada saat gigi anak sudah tampak menguning, keropos, atau justru berlubang. Berikut ini penjelasan tentang fungsi gigi susu anak sampai dengan keluhan atau masalah gigi yang sering terjadi pada anak

Fungsi gigi susu anak

Gigi anak sering disebut gigi susu atau juga sering disebut gigi primer. Berikut beberapa fungsi dari gigi susu anak

1. Membantu kelancaran pertumbuhan gigi permanen.

Gigi susu sebaiknya dipertahankan  selama mungkin sampai tiba waktunya untuk tanggal sendiri.

Mengapa penting karena gigi susu akan memberikan ruang kepada gigi permanen yang akan tumbuh dibawahnya. Gigi susu yang dirawat denga baik akan membantu merangsang perkembangan rahang.

2. Membantu proses pengunyahan pada anak sehingga kebutuhan akan nutrisi pada anak dapat terpenuhi dalam masa tumbuh kembangnya.

3. Gigi susu juga berpengaruh pada perkembangan wajah dan otot rahang.

4. Menjaga rasa percaya diri pada anak.

Gigi yang bersih dan tidak berlubang akan membuat penampilan anak semakin menarik.

Masalah gigi pada anak

Sebagai orang tua kita ingin menjaga gigi anak tetap bagus, namun nyatanya tidak semudah itu. Berikut berbagai permasalahan gigi yang sering terjadi pada anak-anak

1. Gigi tumbuh

Proses tumbuh gigi pada bayi atau anak memang dilema.

Kita senang akhirnya buah hati kita memiliki gigi yang bisa digunakan seperti fungsi di atas. Namun disisi lain bayi atau anak akan mengalami demam. Baca selengkapnya artikel Apakah Bayi Akan Demam Saat Tumbuh Gigi? & 9 Solusi Saat Bayi Demam Karena Tumbuh Gigi

Biasanya, pada proses gigi tumbuh anak akan memproduksi banyak air liur. Sudah tentu ia akan merasa tak nyaman pada bagian gusinya. Dan jika diperhatikan akan terlihat adanya kemerahan dan sedikit bengkak.

Pada pertumbuhan gigi susu, tingkah anak yang suka menggigit atau mengunyah benda keras adalah usaha alami untuk membantu jalan keluarnya pertumbuhan gigi. Anak dapat dibantu dengan pereda nyeri apabila ia susah tidur dan tidak mau makan. Namun, untuk pemberian obat apa pun sebaiknya konsultasikan dulu kondisi anak ke dokter.

Baca selengkapnya tentang gigi tumbuh anak di artikel berikut Kapan Gigi Anak Tumbuh? Mengenal Tahapan Pertumbuhan Gigi Anak

2. Sariawan

Ketika anak belum memiliki gigi, tak jarang orang tua berasumsi bahwa membersihkan rongga mulut anak dirasa tak perlu. Padahal, ini sangat penting karena gusi anak yang rentan dan lidahnya dapat menjadi sarang bakteri atau jamur. Jika ini terjadi, dapat timbul masalah seperti sariawan yang kemunculannya akan sangat mengganggu anak akibat adanya lesi di mulut. Aktivitas anak pun jadi terganggu.

Bagi para orang tua, yang paling baik adalah selalu membersihkan rongga mulut anak, gusi, dan lidah dengan kain atau sikat halus. Dengan menjaga kebersihan rongga mulut anak setiap pagi dan malam, risiko terjadinya sariawan pada anak dapat dicegah.

Baca  Bagaimana Merawat Dan Melindungi Gigi Anak? Ini Tips Lengkapnya

3. Infeksi gusi

Gangguan pada gusi bisa semakin parah, terutama jika anak tidak terbiasa menyikat gigi dengan baik dan benar dan kebersihan mulut yang buruk seperti periodontitis. Kondisi ini merupakan infeksi gusi serius yang merusak jaringan lunak, menyebabkan gigi kendur dan tanggal. Gejala periodontitis ditandai dengan gusi bengkak, berwarna merah kehitaman, atau sakit ketika mengunyah.

4. Gigi berlubang

Apabila sejak kecil anak sudah dibiasakan untuk dibersihkan rongga mulut lidah dan giginya, maka sebenarnya tidak ada alasan untuk terjadi lubang gigi, apalagi gigi gerepes. Lubang gigi ini disebut juga dengan karies gigi. Anak kecil memang lebih rentan mengalami gigi berlubang. Dengan hanya mengalami penurunan pH sedikit (6,5) pada mulut, anak dapat mengalami masalah lubang gigi. Baca tentang gigi gigis pada anak Mengenal Gigi Gigis Pada Anak Dan Solusinya

Untuk mencegah terjadinya kondisi ini, pemeriksaan berkala ke dokter gigi harus sejak dini dilakukan, Jadi apabila terdeteksi ada gigi yang baru berlubang sedikit, maka bisa segera ditambal tanpa anak merasakan sakit ketika dilakukan penambalan oleh dokter gigi. Penanganan dini ini juga berdampak baik terhadap psikologis anak. Ia dapat tumbuh dewasa tanpa harus takut ke dokter gigi.

5. Gigi patah

Anda sebagai orang tua pasti tak ingin hal buruk terjadi pada buah hati. Namun, apabila secara tak sengaja anak mengalami patah gigi, segera bawa anak ke dokter gigi.

Gigi yang mengalami cedera tersebut biasanya akan diperiksa dengan radiologi. Tujuannya  untuk menentukan posisi patah dari gigi tersebut. Apakah gigi yang patah tersebut sudah mencapai sarafnya atau masih di bagian dentin.

Berdasarkan hasil pemeriksaan ini, dokter gigi kemudian dapat menentukan apakah gigi patah tersebut bisa segera ditambal atau dirawat saluran akarnya.

6. Radang gusi

Radang gusi sering terjadi pada balita yang mengalami kekurangan vitamin C atau perawatan gigi yang buruk.

Biasanya radang gusi ditandai dengan adanya gusi berdarah dan sariawan. Untuk mencegah terjadinya kondisi ini, pastikan asupan nutrisi anak tercukupi sekaligus menjaga kebersihan mulutnya. Pada rongga mulut anak juga bisa terbentuk karang gigi. Oleh karena itu, pemeriksaan berkala dan pembersihan karang gigi juga penting untuk anak.

7. Gigi maju (tonggos)

Banyak kebiasaan buruk pada anak yang dapat menyebakan masalah gigi tonggos, seperti mengisap jari, bibir bawah, atau menggunakan dot hingga usia lebih dari 3 tahun. Ketiganya berkontribusi terhadap meningkatnya risiko gigi tonggos. Tekanan ketika mengisap akan terdistribusi pada langit-langit mulut, sehingga menyebabkan gigi terdorong ke depan. Baca selengkapnya tentang kebiasaan menghisap ibu jari saat bayi dan akibatnya Dampak Buruk Akibat Menghisap Ibu Jari Bagi Perkembangan Gigi dan Mulut

8. Susunan gigi tidak rapi

Selain herediter (menurun secara genetik dari orang tua), masalah gigi dengan susunan tidak rapi juga dapat disebabkan apabila ada gigi susu yang tanggal lebih dulu. Ruangan bekas gigi yang dicabut harus tetap dipertahankan untuk tempat pertumbuhan gigi tetapnya nanti. Biasanya, dokter gigi akan membuatkan space maintaner untuk memastikan ruang tersebut terjaga.

Pertumbuhan dari gigi ini akan memengaruhi bentuk rahang. Demikian pula untuk gigi susu yang persisten (tidak mau tanggal,) gigi tetap bisa terpaksa keluar ke arah yang tidak semestinya sehingga pertumbuhan gigi anak terlihat berjejal. Gigi susu yang persisten ini perlu bantuan dokter gigi untuk mencabutnya, sehingga posisi dari gigi tetap akan tumbuh ke arah yang semestinya.

Cara merawat gigi anak

Dengan fungsi yang sangat penting tersebut, kita perlu menjaga kesehatan gigi anak sejak dini. Cara yang harus dilakukan :

1. Bersihkan gigi dan gusi anak anda saat gigi pertamanya tumbuh.

Tidak hanya membersihkan sisa makanan dan bakteri, namun juga membantu menciptakan kebiasaan menyikat gigi pada pagi dan malam hari untuk anak anak.

2. Bersihkan gigi dan gusi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur, gunakan kassa basah atau sikat gigi yang berbulu lembut.

3. Batasi pemberian jus pada anak

Memberikan jus buah pada anak memang baik. Namun, ternyata jus  juga dapat memicu kerusakan gigi jika dikonsumsi secara berlebihan. Terlebih jika ditambahkan dengan bahan-bahan pemanis buatan. Batasi konsumsi jus pada anak untuk tidak lebih dari 400 ml per hari.

4. Menggunakan Pasta Gigi yang Mengandung Fluoride dan Rutin Menggunakan Dental Floss

Karies gigi atau gigi berlubang menjadi kerusakan gigi yang paling umum dialami anak. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh asam hasil metabolisme bakteri dalam plak yang menyerang jaringan keras gigi. Untuk melindungi gigi dari proses karies ini, pilih pasta gigi yang mengandung fluoride bagi anak. Fluoride dapat memperkuat gigi dari serangan asam. Gunakan dental floss secara rutin dengan tujuan membersihkan permukaan di antara gigi yang tidak dapat dilewati oleh sikat gigi.

5. Hindari Makanan Manis seperti Permen dan Cokelat

Salah satu faktor yang memicu terbentuknya plak gigi adalah kebiasaan mengonsumsi makanan manis. Gula dalam makanan manis dapat mempercepat metabolisme bakteri menghasilkan asam yang dapat merusak mineral gigi sehingga menjadi berlubang.

6. Batasi Mengempeng ASI atau Minum dari Botol Susu pada Malam Hari

Setelah berusia 12 bulan, sebaiknya batasi anak Anda untuk mengonsumsi ASI atau susu melalui botol pada malam hari. Cara ini dilakukan agar tidak ada sisa susu yang menempel pada giginya. Susu mengandung gula, jika tersisa di dalam gigi bisa memicu bakteri pada plak gigi untuk mengubah gula tersebut jadi asam yang merusak hingga menimbulkan kebusukan dan kehancuran gigi.

Baca  Apakah Bayi Akan Demam Saat Tumbuh Gigi? & 9 Solusi Saat Bayi Demam Karena Tumbuh Gigi

7. Jangan Biasakan Anak untuk Mengemut Makanan

Mengemut makanan terlalu lama sangat tidak dianjurkan karena dapat memicu rusaknya gigi susu pada anak. Hal ini dikarenakan gigi susu tidak memiliki struktur yang padat dan kandungan mineral di dalamnya tidak sekuat gigi permanen. Oleh karena itu, jangan membiasakan anak untuk mengemut makanannya agar terhindar dari masalah gigi dan mulut.

8. Hindari Kebiasaan Mengisap Jari ke Dalam Mulut

Sebenarnya, memasukkan jari ke dalam mulut bukan hal yang berbahaya. Namun, kebiasaan mengisap jari ini rentan membuat posisi gigi anak menjadi tidak baik bahkan merusaknya. Hal ini bertambah parah jika kondisi jari dan kukunya tidak bersih. Kalau kebiasaan ini dilakukan terus-menerus, pertumbuhan rahang dan gigi anak bisa terganggu.

9. Beri anak penghargaan.

Apabila buah hati anda menunjukan sikap sudah terbiasa untuk merawat gigi, tidak ada salahnya kalau Anda memberikan sedikit penghargaan kepadanya. Misal, berikan anak cemilan sehat yang sudah pasti ia sukai.

10. Periksalah secara rutin dan berkala ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Meskipun orang tua sudah mengikuti keenam tips di atas, jangan lupa untuk tetap menerapkan kebiasaan sikat gigi pada anak. Ajak anak untuk membangun kebiasaan dasar ini dengan cara-cara seru dan menyenangkan, seperti sikat gigi bersama atau rutin bercerita tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum anak tidur. Sebab sehat dan bersihnya gigi adalah awal senyum ceria anak di masa depan.

Kapan Sebaiknya Anak diajak ke Dokter Gigi ?

Menurut Stanford Children Health, kunjungan dokter gigi pertama direkomendasikan pada usia 12 bulan atau dalam 6 bulan sejak gigi pertama tumbuh. Kunjungan pertama biasanya memakan waktu tidak lebih dari 30 – 45 menit. Kunjungan mungkin termasuk pemeriksaan gigi, rahang, gusi, dan jaringan lain yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi anak.

Untuk kunjungan berikutnya, sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak sebaiknya ke dokter gigi setiap 6 bulan. Beberapa dokter gigi mungkin dapat menjadwalkan kunjungan 3 bulan sekali. Selain dapat membangun kepercayaan diri anak, kunjungan yang lebih sering juga dapat membantu mengawasi masalah perkembangan gigi anak.

Nah, sudah saatnya sebagai orang tua Anda paham betul seperti apa cara terbaik untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak Anda.

Sumber :

1. https://yankes.kemkes.go.id/

2. https://www.klikdokter.com/

3. https://www.siloamhospitals.com/

Iklan dipersembahkan oleh Google
(Visited 179 times, 1 visits today)

Comment
Share:

Ad