Drg. Jusuf Syamsuddin: Dari Kawat Berjuang Untuk Sejawat


Mata dari balik lensa kacamata itu menyiratkan keramahan. Di Hotel Santika, arena Kongres PDGI ke-26 Jumat pagi (5/5) dental.id berkesempatan berbincang dengan salah satu kandidat kuat Ketua PDGI ini. Sekalipun waktu pemilihan beberapa jam lagi, tiada ketegaangan tersirat dari wajahnya.
Namanya Jusuf Syamsuddin. Merupakan pengajar di FKG UNAIR di luar dari kesibukannya itu, dia adalah orang yang gemar berorganisasi. Kegiatan berorganisasi di PDGI dia awali sejak tahun 1985.
Menjadi Ketua PDGI Cabang Surabaya dua periode (2002-2005 dan 2005-2008), Ketua Pengurus Wilayah Jawa Timur dua periode (2008-2001 dan 2011-2014).Dan sekarang menjadi bidang organisasi di PB PDGI.
Di bidang spesialisasinya Ortodonsi, lelaki yang berkiprah di PDGI sejak tahun 1984 ini pernah menjadi Ketua Pengurus Pusat PB Ikatan Ortodontis Indonesia (IKORTI). Trek record itu menjadikan lelaki kelahiran 26 November 1954 ini percaya diri untuk menampik posisi ketua.
Berikut ini hasil wawancara dengannya.
Menurut Anda bagaimana PDGI hari ini?
Saya liat di Kongres Medan ini kita mempunyai harapan untuk menjadikan PDGI jauh lebih baik. Sehingga ada perubahan-perubahan yang signifikan agar PDGI lebih dikenal oleh Masyarakat. Mereka kurang informasi soal kita. Yang mereka tahu cuma IDI. Jadi dulu waktu di Surabaya ketika orang komplain masalah dokter gigi, mereka ke IDI bukan PDGI. Selalu ada jalan agar organisasi kita dapat terlihat lebih baik kedepannya.
Apa masalah terbesar PDGI saat ini?
Banyak. Salah satunya adalah permasalahan kode etik yang beberapa kali dihadapi oleh sejawat. Misalnya saat general practitioner (baca: dokter gigi umum terkena sanksi saat melakukan perawatan yang bukan ranah kompetensinya oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI). Untung-untung kalau Surat Tanda Registrasinya (STR) tidak dicabut. Sisanya saya pikir banyak masalah lainnya.
Kalau Anda menang program apa yang Anda akan prioritaskan?
Kalau saya menang, saya akan memperjuangkan bagaimana GP dapat lebih berkembang. Sejawat membutuhkan solusi sekaligus program-program pelatihan. Dalam hal ini, saya sebagai orang yang pernah bergelut di IKORTI utamanya di bidang orto.
Bagaimana menurut Anda mengenai judicial review UU Tenaga Kesehatan?
MK sudah jelas mengesahkan keberadaan tukang gigi. Ya, saya pikir kita perlu melakukan PK (Peninjauan Kembali) disertai data-data atau kasus-kasus yang terjadi di lapangan.
Terus, bagaimana menurut Anda BPJS dan JKN?
Sebenarnya saya kurang mengetahui perihal JKN ataupun BPJS. Salah satu targetan saya yaitu untuk membentuk task force (semacam tim) terkait JKN. Yang anggotanya terdiri atas orang-orang yang berpengalaman dan mengetahui banyak permasalahan itu.
Bagaimana menurut Anda PDGI menghadapi globalisasi dan MEA?
MEA sudah berjalan. Salah satu program saya akan meningkatkan hubungan kerja sama dengan ASEAN dan dunia. Kita harus terlibat aktif di organisasi ini. Supaya kedepannya barangkali kita bisa membuat semacam ujian bersama.
Kalau Anda kalah?
Sebagai orang yang terlibat di organisasi, saya pikir menang atau kalah itu biasa. Kita perlu menambah apa yang kurang dan kemudian memperbaiki. Tanpa aktif terlibat di organisasi ya, saya pikir kita nggak ngerti.