Dr. drg. Hananto Seno, Sp. BM., MM. pensiunan TNI yang kini menjadi dokter kepresidenan
Dr. drg. Hananto Seno, Sp. BM., MM. pensiunan TNI yang kini menjadi dokter kepresidenan. (Sumber: dok. pribadi)

Keriput sudah tergurat di wajahya. Namun air mukanya menyiratkan kebahagiaan, membuat usianya lebih terlihat muda 10 tahun. Siang itu, di ruangannya di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto, Senen, Jakarta Pusat, (12/4) lelaki itu menyambut dental.id.  Dia adalah Dr. drg. Hananto Seno,  Sp. BM., MM.

Ibarat sebotol wine yang semakin menua semakin berkualitas, itulah yang kiranya dapat menggambarkan sosok Seno (panggilan Hananto Seno). Pengalaman dan dedikasinya selama 32 tahun di PDGI dari pengurus biasa hingga menjadi wakil ketua periode 2014-2017 menjadikan dirinya seorang yang ‘matang’ dalam berorganisasi.

Selepas meluluskan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI) tahun 1984, dia memulai karir dengan mengabdi sebagai dokter gigi di daerah Batujajar, Bandung Barat. Selanjutnya dia diterima sebagai dokter di militer membuat karirnya melejit.

Dia turut menjadi anggota pasukan perdamaian di Bosnia tahun 1995-1996. Di situ lulusan Bedah Mulut LADOGI UGM ini menjadi staff operasional di sve medika  (semacam puskesmas untuk warga dan tentara).

Lelaki usia 58 tahun ini kemudian diangkat menjadi tim dokter kepresidenan saat era jabatan Susilo Bambang Yudhoyono (tahun 2004). Kini dia tercatat sebagai sekretaris di tim tersebut, jabatan itu diembannya hingga akhir periode Presiden Joko Widodo tahun 2019 kelak.

Selain itu, dia bersama istrinya memiliki klinik di Jalan Bekasi, Menteng, Jakarta Pusat. Pun dengan kesibukan itu tidak menurunkan semangatnya untuk membangun organisasi profesi dokter gigi. Dengan semangat membara untuk memeperbaiki PDGI, Wakil Ketua Umum PDGI periode 2014-2017 ini percaya diri akan terpilih di Kongres Medan bulan Mei mendatang.

Baca  Drg. Jusuf Syamsuddin: Dari Kawat Berjuang Untuk Sejawat

Berikut petikan wawancara bersama dokter gigi kelahiran Solo ini bersama dental.id.

Menurut Anda bagaimana PDGI hari ini?

PDGI hingga hari ini masih berjalan sesuai dengan AD/ART PDGI dan program kerja yang dicanangkan 3 tahun lalu, banyak program yang harus diselesaikan sebelum Kongres Medan nanti. Seluruh pengurus terus mengupayakan dan menyelesaikan amanah yang diberikan kepada ketua pada saat kongres kemarin (di Pontianak) dan Rakernas Surabaya.

Selain mempersiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan kongres. Baik materi pertanggung jawaban ataupun kegiatan rutin tetap. Belum lagi rapat dengan instansi terkait. Cukup banyak. Masih sangat sibuk.

Bagaimana Anda melihat dokter gigi di era JKN?

Masalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang sangat berkaitan dengan dokter gigi yaitu BPJS. Sebenarnya upaya PDGI sudah cukup keras kepada Kementerian Kesehatan ataupun penyelenggara BPJS, tapi karena kemampuan pemerintah pendanaan yang kurang menyebabkan kapitasi seolah-olah tidak manusiawi. Juga INA-CBGs yang tidak sesuai harapan.

PDGI mengerti bahwa BPJS menjadi beban. Tetapi percayalah, PDGI akan berusaha agar keduanya dapat memadai dengan mengajukan studi kelayakan ke pucuk pimpinan negara. Semoga dapat memperbaiki kesejahteraan anggota PDGI.

Anda bisa dibilang punya karir yang membanggakan. Sebut saja dokter gigi kepresidenan hingga menjadi seorang dokter gigi spesialis yang paling prestise di kedokteran gigi. Apa alasan Anda rela untuk menyibukkan diri di PDGI?

(tertawa) Di PDGI itu panggilan jiwa untuk profesi, karena memang senang berorganisasi. Sejak mahasiswa saya memang senang berkegiatan di senat. Sering menjadi ketua baksos bahkan aktif di karang taruna. PDGI itu sesuai profesi. Kalau spesialis bedah mulut senderi memberi nuansa kelengkapan dalam pengabdian baik di PDGI ataupun Persatuan Ahli Bedah Mulut (PABMI), sedangkan dokter kepresidenan merupakan panggilan tugas.

Baca  Rizal Rizky Akbar : Awalnya Pilihan Kedua Dan Harapan Tentang Dental Photography

Kepercayaan ini merupakan sinkronisasi antara aplikasi kompetensi dan pengabdian. Di sinilah manajemen waktu sangat menentukan. Tugas di dokter gigi kepresidenan dan mengabdi di keprofesian bisa dapat berjalan dengan baik kok.

Kira-kira apa yang menurut Anda belum selesai selama kepengurusan Anda sebagai Wakil Ketua Umum (periode 2014-2017)?

Masih banyak sebenarnya. Pembinaan anggota, terutama berkaitan dengan pedoman pembinaan sejawat yang terkan sanksi. Pembangunan gedung PDGI. Masalah pajak bagi PDGI. Judicial review atas Undang Undang Praktek Kedokteran. Indonesia Dental Exhibition and Conference (IDEC). Kartu Tanda Anggota (KTA). Pelaksanaan etika profesi, pedomannya itu belum selesai. Penyempurnaan website PDGI. Verifikasi anggota. Kesejahteraan anggota juga revisi beberapa  Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes). Saya kira masih banyak yang perlu diselesaikan di periode berikutnya.

Bagaimana Anda melihat hubungan tukang gigi dan dokter gigi yang seharusnya?

Perawat ataupun tukang gigi adalah mitra dokter gigi, walaupun perawat diberikan kewenangan terbatas untuk praktek mandiri. PDGI sudah jelas dan tegas akan membina anggotanya untuk tidak melanggar kompetensinya, dan juga selalu mengingatkan tentang peraturan. Ketika dilanggar, yang dirugikan ya pasti masyarakat. PDGI sudah meminta ke Kemenkes (Kementerian Kesehatan) agar merevisi Permenkes no. 20 tahun 2016 demi kepentingan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang standar.

Hal itu tentu agar masyarakat tidak menjadi korban pelayanan oleh orang-orang yang tidak memiliki kompetensi yang memadai. Sama halnya dengan tukang gigi, bahwa pengawasan oleh Kemenkes juga oleh Persatuan Tukang Gigi Indonesia (PTGI) atau Serikat Tukang Gigi Indonesia (STGI).

Bahkan PDGI sendiri dapat melaporkan tukang gigi ke Kemenkes bila ada pelanggaran dalam pelayanan. Untuk memberantas tidak mungkin, tapi PDGI selalu memonitor pekerjaan dan mendata permasalahan yang ditimbulkan. Yang paling penting adalah selalu mengedukasi masyarakat kalau berobat ya ke dokter gigi.

Baca  Akhir Drama Kongres PDGI

Apa yang Anda kelak lakukan ketika terpilih menjadi Ketua PDGI?

Menyusun kepengurusan yang kuat dan berkomitmen untuk mendharmabaktikan kepada kepentingan organisasi dan anggota. Tanpa pamrih bekerja dalam tim, handal, dan berwawasan global. Menjalankan organisasi sesuai amanah Kongres dan AD/ART PDGI. Menyusun program kerja yang membangun PDGI menjadi organisasi yang bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, kesejahteraan anggota, dan berkontribusi dalam program kesehatan nasional dan internasional.

Melanjutkan program kerja kepengurusan periode 2014-207 yang belum selesai. Aktif dengan stakeholder lainnya dalam membentuk regulasi yang berkaitan dengan kepentingan dokter gigi. Sehingga regulasi tersebut tidak merugikan dokter gigi. Menciptakan power of unity antara Pengurus Besar (PB), Pengwil, dan Cabang dalam menjalankan organisasi. Menjalin dan membangun kerjasama dengan mitra kerja PDGI.

Kalau kalah?

Tetap pengabdian ke organisasi profesi. Mencalonkan diri untuk menjadi ketua umum PABMI di kongresnya bulan November mendatang. Mengabdi di dunia pendidikan berhubung sudah ada tawaran menjadi dosen FKG. Akan membuat klinik gigi yang murah untuk pengabdian kepada masyarakat, sampai saat ini sudah terkumpul sepuluh dokter gigi yang berminat. Menekuni praktek praktek di RS selain melanjutkan tugas sebagai dokter gigi kepresidnenan hingga tahun 2019. Banyak ya. Saya masih cukup sibuk.

(Visited 565 times, 1 visits today)

Share:

Dhihram Tenrisau

Suka menulis cerpen, liputan, dan esai. Bergiat di Suropati Syndicate.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.