Lulusan Dokter Gigi Tak Cuma Ngurusin Gigi & Mulut, Tapi Pegang Mayat Hingga Pasang Alat KB

Siapa bilang jika lulusan Kedokteran Gigi hanya bisa memiliki kemampuan untuk memeriksa kesehatan gigi dan mulut. Para lulusan tersebut juga diharapkan memiliki kompetensi lain di luar bidang ilmu kedokteran gigi lainnya.
Demikian diungkapkan Direktur Kepersertaan dan Hubungan antar Lembaga PT Askes Persero Sri Endang Tidarwati dalam pelantikan 23 dokter gigi baru di auditorium gedung Margono, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Menurut Endang, dokter gigi banyak dibutuhkan di luar pulau Jawa, bahkan di pulau-pulau terluar di seluruh Indonesia. Namun dalam prakteknya, dokter gigi yang ditempatkan di daerah pelosok juga diminta untuk mengobati pasien di luar kesehatan gigi dan mulut.
“Di luar Jawa banyak butuh dokter gigi. Di sulawesi, Nias, dan Rote masih membutuhkan uluran tangan kalian,” ujar Endang, seperti dikutip dari laman UGM, Jumat (28/6/2013).
Alumnus FKG UGM itu bercerita, era pertengahan 80-an dia pernah ditempatkan di daerah Barito, Kalimantan Tengah. Karena keterbatasan tenaga dokter, dia juga kerap mengobati pasien di luar keahliannya.
“Dokter gigi tidak hanya bisa buka mulut. Saya pernah pegang mayat, tangani pasien gagal ginjal, dan pasang alat KB. Itu mungkin malpraktek, tapi itu bagi saya pengalaman berharga yang tidak bisa dibeli dengan uang,” katanya.
Dia menyebut, minimnya tenaga dokter dan dokter gigi di daerah pelosok Indonesia menuntut tenaga kesehatan yang harus menguasai bidang ilmu kedokteran lainnya. Maka, dia berpesan agar lulusan dokter gigi baru harus siap bekerja dan ditempatkan di berbagi pelosok terpencil di seluruh Indonesia.
“Di Yogya itu ada 800-an dokter gigi. Kalau kalian hanya mau bekerja di Yogya itu sama saja seperti menggarami lautan, tapi di luar Jawa, Anda sangat dibutuhkan,” imbuh Endang.
Pengalaman yang sama juga disampaikan oleh ketua Pengurus wilayah Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) DIY Sudibyo. Dia menceritakan pengalamannya ketika diajak ikut dalam operasi besar saat bekerja di Makassar. “Kadang dokter gigi diajak ikut menangani operasi besar,” ungkap Sudibyo.
Untuk meningkatkan kompetensi dokter gigi, Sudibyo menyarankan agar dokter gigi juga harus menambah pengetahuan dan keterampilan lain. “Mestinya dokter gigi belajar spesialis untuk menambah kompetensinya,” tuturnya.
Dekan FKG UGM Erwan Sugiatno menambahkan, FKG melantik 23 lulusan dokter gigi baru, terdiri terdiri atas tujuh pria dan 16 wanita. Hingga sampai saat ini FKG UGM telah meluluskan 3.794 dokter gigi. Dalam pengabdiannya, kata Erwan, dokter gigi tetap memberikan prioritas pelayanan edukasi kesehatan gigi dan mulut.
Sumber tulisan dan gambar :