
Pada 1991, novelis Fira Basuki mengalami kecelakaan mobil. Peristiwa itu hampir membuat separuh giginya habis.
Sejak itu, giginya selalu bermasalah. Sekarang Fira rajin merawat giginya. Dia pernah memutihkan gigi dan merapikan gingsulnya di klinik gigi di daerah Kuningan, Jakarta. Biaya keduanya berkisar Rp 2-3 juta. “Maksimal gigi itu tetap putih selama enam bulan,” kata Fira.
Seperti Fira, semua orang tentu menginginkan giginya enak dipandang. Sayangnya, di Indonesia, teknologi perawatan gigi masih tertinggal. Di Negeri Paman Sam, seperti dikatakan Drg Amilia Jeni Susanto, Sp.Ort, teknologi perawatan giginya sudah lebih maju. “Di sana sedang ngetren memakai sinar laser,” ujar Koordinator Pelayanan Masyarakat Departemen Gigi dan Mulut Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu.
Sedangkan di Jakarta, menurut Amilia, sangat jarang klinik gigi memakai alat dental laser. “Paling baru satu dua saja yang menggunakannya,” ucapnya.
Alat laser ini punya sekian banyak kelebihan. Untuk aplikasi pada pemutihan gigi (teeth whitening), misalnya, menurut Amilia, laser memberi hasil lebih efektif dan mengurangi waktu perawatan. Meski dijamin perawatannya akan lebih mahal dibandingkan perawatan yang konvensional. “Namun, sinar laser belum bisa untuk membongkar tambalan amalgam dan melepas porcelain onlay atau mahkota gigi (crown),” Amilia menjelaskan.
Pakar kesehatan gigi dan mulut Universitas Indonesia, Drg Armasastra Bahar, PhD, menyuguhkan kelebihan lain. Belum lama ini, ia melakukan penelitian pembersihan benda asing pada pit dan fisura gigi. Pit adalah alur-alur permukaan gigi yang di samping pipi, sedangkan fisura adalah alur-alur permukaan gigi untuk mengunyah.
Dia mencoba dengan cara mekanis, kimia, lalu kombinasi kimia dan mekanis, serta sinar laser. “Hasilnya, laser lebih bisa membersihkan sampai ke tempat yang sulit dijangkau atau kecil,” tutur Arma dalam kesempatan terpisah. Selain itu, didapati bahwa laser tidak mengubah, baik dinding email pit dan fisura. Rencananya, hasil studi ini bakal diterbitkan di sebuah jurnal kesehatan dalam waktu dekat.
Selain itu, dia menambahkan, laser bekerja lebih cepat dan bisa mengurangi rasa sakit pasien sehingga tidak perlu dilakukan pembiusan. Laser juga membantu mengurangi perdarahan saat operasi karena sinarnya bisa menghentikan perdarahan.
Penggunaan sinar laser dalam dunia kedokteran gigi pertama kali pada 1964. Kemudian berkembang terus hingga 1972, dan seterusnya hingga kini. Menurut Arma, RSCM juga berencana menerapkan teknologi laser ini. Alat dental laser bakal ditempatkan di gedung Kencana–sebelumnya bernama Wing International–RSCM. Kencana adalah pelayanan kelas internasional RSCM, yang baru akan diluncurkan pada 10 Januari tahun depan.
Kalau jadi, alat dental laser yang digunakan adalah generasi terbaru. Dia menggabungkan dua tipe laser dalam satu mesin. Di Indonesia alat buatan Slovenia itu cuma dimiliki FKG UI. Menurut Arma, harganya mencapai Rp 1 miliar. “Alatnya semakin simpel. Dulu, pada 1995, alat dental lasernya besar sekali,” ujar doktor yang membuat disertasi mengenai efek radiasi laser Nd terhadap gigi ini–di Universitas Kyusku, Jepang.
Amilia menambahkan, di gedung Kencana nantinya dental laser digunakan untuk penambalan gigi berlubang, pembentukan gusi yang membesar (gum contouring), melepas mahkota gigi, menghilangkan dan menyembuhkan lesi-lesi dalam mulut, serta memutihkan gigi. Selain itu, bisa membantu menghilangkan rasa linu pada gigi serta mengurangi peradangan dan rasa sakit pada sendi rahang.
Jika Pakai Laser:
1. Rasa sakit minimal atau bahkan kadang-kadang tidak terasa sakit.
2. Dapat mensterilkan jaringan–bila memakai laser pada jaringan lunak, misalnya gusi.
3. Hanya terjadi sedikit perdarahan–saat melakukan anestesi.
4. Mengurangi pembengkakan dan penyembuhan lebih cepat.
5. Pada pemutihan gigi (teeth whitening), laser memberi hasil lebih efektif dan mengurangi waktu perawatan.
6. Perawatan lebih mahal ketimbang perawatan yang konvensional.
7. Tidak semua perawatan gigi dapat dilakukan dengan alat dental laser, misalnya membongkar tambalan amalgam dan melepas porcelain onlay atau mahkota gigi (crown).
Sumber: Drg. Amilia Jeni Susanto, Sp.Ort
Sumber tulisan :
http://www.indonesiaentrepreneurship.com/teknologi/teknologi-perawatan-gigi-dengan-laser