
Beberapa orang ada yang ketakutan bukan main ketika diajak pergi ke dokter gigi. Kini, untuk menangani ketakutan tersebut, peneliti mengungkapkan bahwa terapi bicara bisa dilakukan guna membantu mengurangi kecemasan akibat fobia pergi ke dokter gigi.
Dalam studi yang dilakukan peneliti di King’s College London Dental Institute, peneliti mencoba melakukan pendekatan Cognitive Behavioural Therapy (CBT) sebanyak enam sampai sepuluh sesi. Ketua peneliti, Tim Newton menuturkan CBT bisa membuat seseorang memiliki keterampilan untuk mengatasi ketakutannya.
Misalnya saja, saat timbul kecemasan ketika tiba di dokter gigi, mereka akan berlatih mengendalikan napas dan relaksasi otot sehingga peserta bisa membuka diri terhadap hal yang ia takuti. Selain itu, dengan CBT mereka juga diharapkan bisa mengganti pikiran yang menakutkan dengan pikiran lain yang lebih bermanfaat.
“Dalam sesi tersebut, kami fokus untuk mengganti pikiran negatif dengan pikiran positif. Peserta juga diminta bisa mengetahui apa yang harus dilakukan guna menghadapi ketakutannya, bukan lari dari ketakutannya,” kata Newton, dikutip dari berbagai sumber pada Kamis (7/1/2016).
Dalam studi ini, Newton melibatkan 130 pria dan wanita dengan usia rata-rata 40 tahun yang menjalani sesi terapi dengan psikolog. Tiga per empat peserta mengalami fobia ke dokter gigi sedangkan sisanya memiliki ketakutan tersendiri saat cek ke dokter gigi, di antaranya takut akan suntikan dan suara bor.
BACA : Terbukti : Takut Ke Dokter Gigi Ternyata Membuat Kualitas Hidupmu Berkurang
Setelah menjalani terapi, 79 persen peserta melanjutkan perawatan gigi tanpa perlu obat bius, enam persen peserta menjalani pengobatan dengan memakai obat penenang, dan 15 persen peserta tidak menjalani perawatan karena sebab tertentu.
Sementara itu, Peter Milgrom, profesor kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan gigi anak di University of Washington mengatakan pihaknya sudah menggunakan teknik yang sama dalam Dental Fears Research Clinic di University of Washington selama lebih dari 35 tahun.
“Terapi ini patut dicoba ketimbang kita hanya mengandalkan obat saja karena fokusnya pada mengajarkan bagaimana pasien bisa menghadapi ketakutannya. Lagipula, memanfaatkan cerita atau musik untuk menghilangkan ketakutan saat ke dokter gigi, sifatnya hanya sementara,” tutur Milgrom.
Sumber tulisan :