Kapan Gigi Sebaiknya Ditambal?

Gigi mempunyai fungsi yang penting dalam kehidupan, fungsi estetis dan menggigit makanan untuk gigi bagian depan dan fungsi mengunyah dan memperhalus makanan untuk gigi belakang. Karena itu mempertahankan gigi agar tetap melekat pada gusi dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya adalah keinginan banyak orang.
Bagaimanakah jika ternyata gigi tersebut mengalami kerusakan seperti gigi berlubang? Jawabnya selama masih bisa dilakukan perawatan untuk mempertahankannya, maka ada baiknya tetap dipertahankan. Ilmu mengenai bagaimana mempertahankan gigi agar tetap pada posisinya dalam mulut dengan merawat kerusakan yang ada ini termasuk dalam pembahasan ilmu konservasi gigi.
Mengenal Gigi Berlubang
Gigi yang berlubang akan mengalami beberapa tahap gejala berdasarkan lamanya waktu dan kedalaman lubangnya. Pertama, saat awal berlubang gigi bisa terasa ngilu/sakit saat mengkonsumsi minuman dingin dan akan segera hilang sesaat setelah selesai mengkonsumsi minuman dingin itu.
Gejala ngilu pada tahap awal ini dapat disebabkan oleh sensitifitas dentin terhadap suhu dingin. Dentin menjadi sensitif akibat ruang yang terbuka karena lubang gigi sudah mengikis bagian terluar (email) gigi.

Pada tahap selanjutnya apabila lubang tersebut dibiarkan begitu saja dan bertambah dalam, ngilu serupa bisa terjadi akibat minum panas/dingin atau bisa diakibatkan karena adanya makanan yang terselip ke dalam lubang gigi. Rasa ngilu tersebut akan hilang setelah penyebab ngilu dihilangkan dari lubang gigi.
Contohnya apabila butiran nasi setelah makan masuk ke lubang gigi, maka rasa ngilu akan hilang hanya jika butiran nasi tersebut dikeluarkan dari dalam lubang gigi. Namun, proses hilangnya sakit tidak langsung seperti pada kondisi dentin sensitif sebelumnya, yakni sakit atau ngilu akan bertahan beberapa saat (sekitar 15 detik) paska penyebab dihilangkan.
Kondisi gigi dengan gejala seperti ini dinamakan pulpitis reversibel, yakni pulpa sebagai saraf gigi mengalami peradangan hingga terasa sakit, namun sifatnya masih “reversibel” atau masih bisa disembuhkan jika diberikan perawatan yang tepat.
Selanjutnya, apabila kondisi ini terus dibiarkan maka akan terjadi kondisi pulpitis irreversibel, dimana pulpa yang mengalami peradangan tidak bisa dikembalikan/disembuhkan (irreversibel) menjadi pulpa sehat sepeti awal lagi.
Tanda gigi berlubang yang telah mencapai tahap pulpitis irreversibel adalah gigi akan terasa sakit secara spontan/tiba-tiba meskipun tidak ada penyebab langsung pada saat itu. Sering kita mendengar keluhan gigi seseorang tiba-tiba sakit saat malam hari hingga seseorang tidak bisa tidur, gejala seperti ini merupakan tanda-tanda pulpitis irreversibel.
Kondisi tersebut apabila dibiarkan dan tidak diberi perawatan (biasanya seseorang hanya minum obat penghilang sakit saja) maka akan membuat lubang gigi menembus pulpa dan lama kelamaan saraf yang terinfeksi dapat mengalami kematian (nekrose).
Mempertahankan Gigi Berlubang
Pada kondisi gigi awal gigi berlubang, yakni apabila tidak ada gejala atau gejala ngilu hanya disebabkan sensitifitas dentin maka perawatan dapat diberikan dengan penambalan biasa. Saat sudah mencapai kondisi pulpitis reversibel, maka perlu diberikan perawatan kaping pulpa. Perawatan kaping pulpa biasanya paling tidak membutuhkan dua kali kunjungan dokter gigi hingga dapat ditambal dengan tambalan permanen.
Kedua tambalan tersebut bisa disebut proses penambalan yang biasa tanpa melakukan perawatan langsung pada saluran akar yang berisi saraf dan pembuluh darah gigi. Namun, jika sudah pada tahap pulpitis irreversibel atau nekrose maka diperlukan perawatan saluran akar untuk mempertahankan gigi tersebut.
Pengecualian pada kondisi nekrose, apabila kondisi sudah terlalu parah dan disertai infeksi, maka mau tidak mau harus dilakukan pencabutan.
Pada perawatan saluran akar, ada yang dapat dilakukan dengan sekali kunjungan ke dokter gigi, namun jika sudah mengalami nekrose atau gigi sudah mati maka biasanya diperlukan beberapa kali kunjungan sebelum gigi bisa ditambal permanen.
Kapan Sebaiknya Menambal Gigi?
Menjawab pertanyaan tersebut, sebaiknya kita rutin memeriksakan kondisi gigi kita ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali atau jika terdapat gejala atau tanda-tanda gigi berlubang, maka harus segera mendatangi dokter gigi untuk mendapat perawatan. Dokter gigi dapat memeriksakan dan memberi perawatan yang tepat sesuai kondisi dan tahap gejala gigi berlubang saat itu.
Namun, paling tidak berdasarkan uraian diatas sekilas kita dapat mengetahui beberapa kondisi mengenai gigi berlubang agar dapat menghindari kondisi gigi berlubang yang pulpitis irreversibel atau bahkan gigi sudah mati (nekrose) dengan cara segera mendatangi dokter gigi apabila ada tanda dan gejala gigi berlubang awal atau masih dalam tahap pulpitis reversibel.
Hal tersebut selain karena jika harus dirawat saluran akar perawatan saluran akar secara umum membutuhkan beberapa kali kunjungan dan biaya yang relatif lebih mahal dibandingkan penambalan biasa. Selain itu, gigi yang sudah dirawat saluran akarnya pada dasarnya adalah gigi yang sudah mati (non-vital) yang dipertahankan dalam keadaan steril.
Semoga bermanfaat 🙂