Dentmox Bawa FKG Brawijaya Juara Di Amerika

Delapan mahasiawa Universitas Brawijaya (UB) menjadi juara lomba produk inovasi di Harvard National Model United Nations (HNMUN) 2017 di Amerika Serikat. Tim yang baru kembali ke Indonesia pada 2 Maret 2017 itu membawa juara dari kompetisi The Resolution Product bidang Social Future Challenge tersebut.
Para mahasiswa itu adalah Donny Ramadhan, Fathur Rahman, Sarah Fatihana, Dinda Asri, Maya Kirana, Talitha Vania, Kartika Yanuar, dan Michael Parasian. Para mahasiswa ini membawa inovasi produk Dentmox yang merupakan pengembangan dari karya PKM mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi.
“Dentmox adalah dental magic box perpaduan toolbox teknologi terbarukan dan alat sterilisasi menggunakan ultraviolet dan solar cell power bank sebagai sumber tenaga,” jelas Donny.
Alat tersebut ditujukan untuk tenaga kesehatan gigi di daerah terpencil.
BACA JUGA : TELITI SISIK GURAMI UNTUK LUBANG GIGI, DIANA DAN ADIT JUARA DI ASEAN
“Berdasar data Kemenkes pada 2011, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut masih kurang. Tim FKG UB juga menemukan kurangnya tenaga dan alat kesehatan gigi saat pengabdian masyarakat di beberapa desa di Kabupaten Malang,” jelas mahasiswa Pendidikan Dokter Gigi UB itu.
Dentmox yang berbentuk seperti laptop itu akan memunculkan informasi pasien menggunakan sistem android. Ultraviolet digunakan untuk mencegah alat tajam menjadi tumpul. Sedangkan tenaga solar cell untuk memudahkan penggunaan di daerah yang tidak memiliki listrik.
“Meskipun digunakan pada malam hari, solar cell bisa diisi menggunakan cahaya matahari pada siang harinya,” katanya.
Setelah melewati uji layak dan seleksi administratif, Dentmox masuk 16 besar dari total 2.000 delegasi dari 200 universitas di 73 negara. Lalu masuk ke 6 besar dan dinyatakan juara setelah melalui babak final berupa presentasi formal di depan juri.
Tim mendapat research grant sebesar USD 3.000 untuk pengembangan produk yang dipantau selama dua tahun ke depan dan mendapat bimbingan dari pembina luar negeri.
“Saat ini produk kami masih prototipe. Jadi masih butuh banyak pengembangan dan pengawasan dari Kemenkes dan rumah sakit serta UB. Alat ini fokus untuk memprovide dokter gigi agar bisa dan mau melaksanakan pelayanan kesehatan di desa terpencil,” terangnya.
BACA JUGA : KEMBANGKAN APLIKASI JADWAL PERAWATAN GIGI, SILVA ELIANA MENUJU HONGKONG
Terima kasih :
http://suryamalang.tribunnews.com