Dental ID
Home Perawatan Gigi Ternyata Gak Cuma Batu Ginjal, Ada Juga Loh Batu di Rongga Mulut!

Ternyata Gak Cuma Batu Ginjal, Ada Juga Loh Batu di Rongga Mulut!

Dimana batu dapat terbentuk dalam tubuh manusia?
Anda mungkin memikirkan GINJAL adalah jawabannya.
Namun, ginjal bukan satu-satunya jawaban.
TONSIL adalah organ lain dimana batu keras (terkadang menyakitkan)
dapat berkembang, dan menjadi masalah serius.


Apa itu TONSIL dan BATU TONSIL?

Tonsil adalah struktur seperti glandula di belakang tenggorokan Anda. Setiap orang memiliki satu tonsil dalam suatu poket di sisi kanan dan kiri.Tonsil terbuat dari jaringan berisi limfosit (sel tubuh yang mencegah dan memerangi infeksi).

Tonsil merupakan bagian dari sistem proteksi tubuh yang mencegah benda asing tergelincir ke arah paru-paru. Tonsil berperan penting dalam sistem imun, karena ia merupakan kelenjar limfe yang menjaring bakteri dan virus agar tidak melewati tenggorokan. Selain itu tonsil juga memproduksi sel darah putih dan antibodi. Objek seperti makanan, kotoran dan partikel lain dapat terjebak dalam lipatan pada permukaan tonsil. Lipatan yang disebut crypts ini, juga mengumpulkan sel tua dan bakteri.

Kebanyakan ahli medis setuju bahwa tonsil seringkali tidak bekerja dengan baik. Pada banyak kasus, tonsil lebih menjadi masalah daripada bantuan. Hal ini mungkin karena tonsil berubah pada kondisi dimana manusia terpapar banyak bakteri akibat hidup dalam lingkungan dengan populasi padat. Bukti menunjukan bahwa orang yang tonsilnya diangkat tidak lebih cenderung mengalami infeksi dibandingkan dengan orang dengan tonsil normal.

Batu tonsil, juga disebut tonsilolith atau tonsilith, adalah akumulasi jinak dari bakteri dan debri dalam crypt tonsil. Walaupun masalah ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, sifatnya tidak ganas dan mudah disembuhkan.


Apa GEJALA Batu Tonsil?

Biasanya, batu tonsil tampak berupa tonjolan putih, kuning, atau abu-abu pada tonsil. Namun, banyak batu tonsil tidak dapat terlihat karena terletak jauh di dalam tonsil. Beberapa orang tidak mengeluhkan gejala ketika memiliki batu tonsil. Mereka yang memiliki keluhan biasanya melaporkan warna kemerahan atau iritasi pada tonsil. Terdapat beberapa gejala yang dapat berhubungan dengan batu tonsil, seperti bau mulut yang paling nyata dirasakan karena bakteri tumbuh dalam batu tonsil. Walaupun ketika berukuran besar, beberapa batu tonsil hanya ditemukan secara tidak sengaja pada foto rontgen atau CT scan. Namun, beberapa batu tonsil besar memiliki banyak gejala seperti:

Baca  Bagaimana Merawat Dan Melindungi Gigi Anak? Ini Tips Lengkapnya

1. Bau mulut. Salah satu indikator utama dari batu tonsil adalah mulut yang sangat bau (halitosis) yang menyertai infeksi tonsil. Peneliti menyatakan hal ini mungkin disebabkan oleh adanya senyawa sulfur dalam nafas mereka.

2. Sakit tenggorokan kronis ringan. Ketika batu tonsil dan tonsillitis terjadi bersamaan, sulit untuk menentukan apakah rasa sakit disebabkan oleh infeksi atau batu tonsil. Adanya batu tonsil itu sendiri, dapat memberikan rasa sakit atau ketidaknyamanan

3. Tonisilitis rekuren.

4. Debri putih. Beberapa batu tonsil dapat terlihat pada belakang tenggorokan sebagai tonjolan putih padat. Terkadang juga, mereka tersembunyi dalam lipatan tonsil. Dalam kondisi ini, batu tonsil hanya dapat terdeteksi dengan bantuan teknik scanning non invasif, seperti CT scan atau MRI.

5. Sulit menelan. Bergantung pada lokasi atau ukuran batu tonsil, kondisi ini dapat menyebabkan sulitnya penelanan makanan atau minuman.

6. Sakit telinga. Batu tonsil dapat berkembang dimanapun di daerah tonsil. Oleh karena jalur saraf yang sama, batu tonsil dapat menyebabkan rasa sakit pada telinga, meskipun batu itu sendiri tidak menyentuh telinga.

7. Pembengkakkan tonsil. Ketika debri yang terkumpul mengeras dan batu tonsil terbentuk, inflamasi dari infeksi (jika ada) dan batu tonsil dapat menyebabkan organ tonsil membesar.


Apa PENYEBAB Batu Tonsil?

Tonsil Anda terdiri dari cekungan dan fisura, di mana badan sel darah putih akan menyerang benda asing yang terjebak dalam tonsil. Namun, setelah itu debri seperti bakteri mati, sel mati dan mukus tetap berada dalam tonsil. Ketika hal ini terjadi, debri dapat terkumpul menjadi masa putih dalam poket. Kebanyakan orang akan menelan apa yang tertinggal dan tidak tau bahwa ada benda tersebut di sana. Debri yang terjebak ini mengeras atau terkalsifikasi dan bertambah besar. Objek tersebut adalah batu tonsil, yang juga disebut kalkulus tonsil.

Baca  Waduh....Ternyata Orang Tua Juga Punya Andil Kerusakan Gigi Anak

Batu tonsil sering terjadi pada:

1. Remaja.
2. Orang-orang yang memiliki tonsil besar.
3. Orang dengan kebersihan mulut buruk.
4. Orang yang memiliki inflamasi kronis pada tonsil, atau tonsillitis yang berulang kali.

Kebanyakan orang memiliki tonsilolith kecil. Cukup jarang orang memiliki batu tonsil besar dan solid.


Bagaimana MENYEMBUHKAN Batu Tonsil?

Perawatan yang sesuai tergantung pada ukuran dan potensinya untuk menyebabkan ketidaknyamanan atau bahya. Pilihan perawatan di antaranya:

1. Tanpa perawatan. Banyak batu tonsil, terutama yang tidak bergejala, tidak memerlukan perawatan khusus.

2. Pengangkatan manual. Beberapa orang memilih untuk mengangkan batu tonsil di rumah Salah satu perawatan yang paling sering dilakukan adalah mencungkil keluar dengan sikat gigi. Jika tidak berhasil, terdapat pilihan lain seperti menggunakan tusuk gigi atau benda tumpul kecil untuk mencungkil batu tonsil kecil yang terlihat jelas. Alat semprotan air juga dapat digunakan untuk menyiram bersih debri dari tonsil.

3. Pengangkatan melalui bedah.

-Terkadang letak batu tonsil terlalu dalam sehingga tidak dapat dikeluarkan sendiri. Pada kasus seperti ini, spesialis THT seringkali dapat mengeluarkan batu tersebut.

-Jika batu tonsil sering muncul kembali, maka pasien dan dokter dapat mempertimbangkan untuk mengangkat seluruh tonsil.

-Ketika batu tonsil terlalu besar dan menyebabkan keluhan-keluhan, diperlukan dokter bedah untuk mengangkatnya. Pada kasus tertentu, dokter melakukan prosedur sederhana menggunakan obat bius lokal sehingga pasien tidak memerlukan anestesi umum.

4. Pilihan terakhir adalah tonsilektomi. Namun, operasi ini memiliki resiko munculnya mati rasa, sakit, perdarahan, dan resiko lainnya. Maka dari itu, keputusan seperti ini harus disertai diskusi yang seimbang antara resiko dan keuntungannya.

5. Berkumur air garam. Berkumur dengan air garam hangat dapat membantu meringankan ketidaknyamanan dari tonsillitis, yang sering menyertai batu tonsil.

Baca  Mau Bleaching Gigi? Baca Dulu Manfaat, Biaya Dan Resikonya

6. Antibiotik. Beragam antibiotik dapat digunakan untuk merawat batu tonsil. Hal ini dapat membantu beberapa orang, namun antibiotik tidak mengatasi penyebab utama tonsilolith. Selain itu, antibiotik memiliki efek samping.


Dapatkan Batu Tonsil DICEGAH?

Mencegah terbentuknya batu tonsil adalah sederhana, hanya dengan menjaga kebersihan rongga mulut, seperti menyikat gigi dan lidah setelah makan, sebelum tidur, dan pagi hari setelah sarapan. Flossing gigi setiap hari juga membantu membasmi bakteri. Berkumur setiap hari juga dianjurkan, dengan bahan alami hydrogen peroksida dan air, tanpa alkohol.

Jika batu tonsil terjadi pada orang dengan tonsillitis kronis, pencegahan terbaik adalah dengan pengangkatan tonsil/tonsilektomi. Prosedur ini meniadakan seluruh jaringan tonsil, dan dengan itu mengeliminasi kemungkinan terbentuknya batu tonsil. Tidak seperti pengangkatan batu tonsil, tonsilektomi dilakukan dengan bius umum. Pasien yang menjalani operasi akan mengalami kesulitan menelan dan sakit tenggorokan selama beberapa hari setelah prosedur.

(Visited 1,555 times, 2 visits today)

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Ad