Peduli Anak dengan Sindrom Down, Mahasiswa FKG UNHAS Gelar Penyuluhan Kesehatan Gigi


Sabtu pagi (25/3), Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (FKG UNHAS) berkolaborasi dengan Komunitas Forum Indonesia Muda regional Makassar mengadakan DHENTIS 21 (Dental Health Education for Trisomi 21). Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Sindrom Down Sedunia.
DHENTIS 21 merupakan kegiatan edukasi kesehatan gigi. Sasarannya adalah 22 anak pengidap Sindrom Down. Kegiatan seperti ini pertama kali dilaksanakan di Makassar. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa koass FKG UNHAS.
Dalam rilisan pers kegiatan, dijelaskan bahwa survey WHO tahun 2014 bahwa anak dengan Sindrom Down 12 kali lebih rentan terserang penyakit gigi dan mulut dibandingkan dengan anak normal biasa. Hal ini disebabkan oleh lemahnya sistem imun dan keterbatasan kemampuan berpikir mereka.
Kurangnya perhatian dan atau pengetahuan orang tua dalam memelihara kesehatan rongga mulut anak sindrom down juga menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak. Pengetahuan dan keahlian mahasiswa kedokteran gigi dalam menangani anak berkebutuhan khusus pun belum menjadi perhatian dalam kurikulum.
Kondisi psikologis anak pengidap Sindrom Down yang kurang kooperatif juga sering menyulitkan penanganan selama di klinik. Untuk itu, kegiatan ini hadir untuk membekali calon-calon dokter gigi dengan pengalaman dalam membangun komunikasi, memahami prilaku, dan pendekatan efektif untuk anak dengan Sindrom Down.
Kegiatan ini dimulai dengan pemeriksaan kebersihan rongga mulut. Lalu dilanjutkan dengan pemberian edukasi mengenai cara menyikat gigi melalui media visual berupa video yang diiringi musik dan gerakan atraktif.
Acara dilanjutkan dengan kegiatan praktik menyikat gigi massal, pemberian sertifikat kepada pihak sekolah dan diakhiri dengan foto bersama. Taufik Abdullah selaku ketua panitia berharap agar kegiatan ini diharapkan dapat membuka ruang untuk siapapun untuk ingin berpartisipasi.
“Melalui kegiatan ini, mahasiswa kedokteran gigi unhas diharapkan memiliki pengalaman dan kemampuan dalam menangani anak dengan Sindrom Down, kegiatan ini akan rutin kami laksanakan,” tutupnya.