Dental ID
Home Dokter Gigi Cerita “Jangan Jadi Dokter Gigi”

“Jangan Jadi Dokter Gigi”

Ditulis oleh : Lili Baasitha

https://www.facebook.com/lili.baasitha

Karena gigi itu nggak penting…percaya dech sama saya.

Kemaren ada seorang ibu datang dengan anaknya yang baru berusia 3 tahun, beliau mengeluh sudah satu minggu ini anaknya susah tidur, nggak mau makan, rewel setiap hari karena sakit gigi…

Saya jawab, bahwa itu cuma masalah sepele jangan dibesar- besarkan bu, sampai rela datang malem2 ke praktekan saya, dibela-belain ngantri pula..

Ternyata si ibu orang cerdas, beliau berargumentasi kalau gara-gara sakit gigi, berat badan anaknya rendah, nutrisi tidak bisa masuk padahal anaknya dalam masa penting tumbuh kembang..yaelah si ibu serius amat jawabnya, sepertinya beliau kurang tidur..hehehe

¤

Dokter saya mau perawatan gigi untuk pendaftaran jadi polisi. Kalau bisa semua gigi saya dirawat sampai tuntas malam ini, karena sudah dekat test kesehatannya…(kamu pikir gigimu cuma dua? 32 dek..!) ”

Santai sajalah dek, wong cuma gigi ini, masa iya harus segitunya?

Lho dok kalau saya tidak lulus test kesehatan gigi, bisa menggugurkan kesempatan saya jadi polisi, umur saya sudah batas akhir untuk bisa test calon polisi. Saya bayar berapa aja dok yang penting selesai malam ini..(memangnya saya mata duitan?)

Baru tahu saya dek, kalau gigi bisa jadi penghalang seseorang meraih cita2 idaman.

¤

Anak saya diledeki temannya dok, katanya seperti vampire, ada gigi susu yang belum lepas tapi gigi taring yang baru sudah tumbuh, posisinya menonjol seperti drakula dok…(nggak apa-apa bu, keren kok seperti vampire di film twilight…hahahah)

Baca  Ini Lho 9 Alasan Kamu Harus Jadi Dokter Gigi

Dicabut saja ya dok gigi susunya? supaya tidak semakin berantakan.

Tolong Ibu jangan panik, kan nanti bisa dirapikan pakai kawat gigi

Biayanya berapa dok?

Murah saja bu, wong cuma merapikan gigi. Pemasangan fixed orthodontic (bracket/behel) dengan spesialis gigi orthodontic sekitar 15 juta diluar biaya kontrol tiap bulan..(begitu saja kok heboh)

¤

Malam dokter..? (dengan style yang selalu terburu2, mungkin sedang ada jadwal operasi pasien, maklum beliau spesialis bedah)

Nggih pak silahkan masuk

Gusi saya bengkak dok…saya takut sekali infeksi gigi ini kronis dok! (berasa kurang nyaman dipanggil dok oleh TS spesialis senior, sopan sekali dan tidak sok pinter. Memang benar kata pepatah ‘Hanya Orang Bodoh Yang Takut Terlihat Tidak Pintar’)

Mohon tenang saja, saya usahakan yang terbaik, saya open boor, drainage abses, preparasi saluran akar gigi dan kemudian saya berikan resep amoxicillin 500 mg 3×1 selama 7 hari, dilanjutkan kontrol setelah obat habis dan saya rawat hingga steril lalu ditambal.

Ngga dikombinasi saja dok obatnya? Saya sudah nggak mempan dengan antibiotik golongan penicilin?

Ya sudah saya kombinasi dengan Metronidazole.

Wah saya harus golongan yang lebih tinggi antibiotiknya, karena saya kuatir sekali, infeksi gigi ini nggak main-main dok bisa invasi ke organ vital seperti otak dan jantung, bisa tinggal nama saya nanti! (jadi teringat kasus komedian yang meninggal cuma gara2 penyebaran bakteri dari gigi yang berlubang ke organ vital).

Kalau begitu monggo ditentukan sendiri obatnya, bapak kan lebih expert masalah antibiotik..hahaha

Baca  Balada Bila Suamimu Seorang Dokter

¤

Masih ada yang bercita-cita jadi dokter gigi? Masih belum yakin himbauan saya?

Ok..! kita lanjut fakta tentang gaji seorang dokter gigi fresh graduate yang bekerja sebagai dokter gigi PTT kemenkes RI di daerah sangat terpencil cuma di gaji 7,1 juta/ bulan ditambah insentif daerah( tiap daerah insentif beda-beda, tergantung kebijakan dan ketebalan kantong APBD masing-masing, ada yang 1 juta hingga 25 juta)

Jangan kuatir, kalau dokter gigi spesialis gaji juga masih kecil, info dari kakak kelas saya yang spesialis gajinya cuma 30 juta tiap bulan, tapi lumayanlah penempatan di RS bukan di puskesmas pelosok.

Bagaimana?? Masih mau memilih jurusan ini untuk putra putrinya??

¤

Kuliah sarjana kedokteran gigi 4 tahun (itupun kalau lancar, maklum yang dipelajari bukan masalah pergigian saja, semua dasar2 ilmu kesehatan wajib ditelan) ditambah 2 tahun koas (klo nggak macet ya…)

Artinya sarjana yang lain sudah lulus kita masih nodong duit ke orang tua selama 2 tahun (karena mayoritas alat & bahan kedokteran gigi diimport, harganya mahaal bingiittz..!)

Setelah lulus koas baru dilakukan sumpah dokter (wisuda khusus dokter disertai prosesi pembacaan sumpah dokter didampingi pemuka agama masing2 dan kitab suci masing2)

¤

Nggak cukup di situ, masih ada ujian akhir (exit exam) yaitu uji kompetensi calon dokter gigi (namanya juga ujian..ya belum tentu bisa langsung lulus) kalau lulus baru dianggap kompeten jadi dokter gigi dan bisa langsung urus surat tanda registrasi (STR) yang dilegalisasi oleh Konsil Kedokteran Indonesia, barulah dapat memproses surat izin praktek (panjang to prosesnya?)

Baca  Kebiasaan Absurd Anak FKG

¤

Stop..! jangan ngantuk dulu, baca lagi…belum berhenti disini. Kalau mau konsisten praktek, tiap 5 tahun sekali harus memperpanjang surat izin praktek, caranya harus mengikuti seminar semua bidang medis, bukan kedokteran gigi saja, harus ikut workshop, hands on, table clinic dengan jumlah satuan kredit profesi(SKP) yang sudah ditetapkan dari pusat dan semuanya itu bayar pakai uang pribadi (dokter itu harus siap belajar seumur hidup)

¤

Dipikir matang-matang yaa bapak-bapak ibu-ibu kalau mau mengarahkan anak-anaknya untuk jurusan kedokteran gigi, yang jelas anaknya harus memiliki semangat pejuang tangguh..!

Karena kuliah kedokteran gigi tidak hanya berjibaku dengan buku, praktikum dan tugas, tapi juga dengan para pasien.

Kalau diibaratkan fakultas ini menghasilkan paket komplit sumberdaya manusia berotak dan berotot (buat jaga-jaga klo aja ketemu gigi bungsu rahang atas akar meliuk-liuk bak penari balet)

Mendingan yaa kalau saya sarankan cari fakultas yang lulusnya cepat, murah dan langsung produktif (pikiran emak-emak banget ya saya..)

“Tapi kalau putra putri bapak ibu sekalian memiliki cita-cita ingin menjadi dokter gigi janganlah dilarang..tugas kita hanya mendukung, membantu dan mendoakan”

Selamat Hari Anak Nasional…raihlah cita2 setinggi langit..!

Terima kasih

(Visited 151 times, 3 visits today)

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Ad