Gigi yang berlubang masih bisa diselamatkan dan dikembalikan ke kondisinya semula dengan penambalan. Bahan tambal yang dipilih bisa berupa amalgam yang berwarna perak, komposit yang sewarna gigi, atau semen silikat yang berwarna putih. Pemilihan bahan tambal yang digunakan tergantung kondisi gigi pasien. Sekarang baik masyarakat maupun dokter gigi sudah banyak yang memberikan penambalan dengan bahan komposit karena bahan ini kuat, tahan lama, mudah diatur, dan estetik.

Dalam proses penambalan, gigi harus dibersihkan dari bakteri dan jaringan rusak serta dibentuk sesuai kebutuhan bahan tambalnya, disebut dengan tindakan preparasi. Sebab jika masih ada bakteri atau jaringan gigi yang rusak tersisa di bawah tambalan, maka akan timbul karies atau lubang gigi baru di bawah tambalan. Sedangkan jika gigi tidak dipreparasi dengan benar maka bahan tambal akan mudah lepas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Forrs (2001) ditemukan bahwa secara statistik rata-rata tambalan komposit dapat bertahan hingga 5 tahun jika dilakukan preparasi dengan benar. Bahkan bisa lebih lama jika penambalan dilakukan dalam kondisi isolasi gigi yang baik, bahan yang digunakan bagus, dan pasien mematuhi instruksi dokter setelah penambalan.

Benarkah bahwa tambalan perlu diganti secara berkala? Misalnya setiap 6 bulan atau setiap 1 tahun?
Tambalan perlu diganti hanya jika lepas, aus, atau muncul lubang gigi yang baru di bawah tambalan. Tambalan dapat rusak apabila pasien tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik, memiliki kebiasaan buruk seperti mengerot gigi, gigi terbentur dengan sangat keras, atau kombinasi ketiganya. Jika tambalan sering lepas, maka gigi akan sering pula dipreparasi, sehingga jaringan sehat gigi lama kelamaan akan semakin berkurang. Hal ini akan menyulitkan dokter gigi untuk menambal gigi dengan baik. Oleh karena itu tambalan gigi harus dirawat dengan benar agar tidak perlu sering diganti.
Pasien dianjurkan untuk pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan untuk memeriksa kondisi gigi secara keseluruhan dan mendapatkan perawatan yang diperlukan. Untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang lebih tepat silakan kunjungi dokter gigi spesialis konservasi.
*From amalgam to composite: selection of restorative materials and restoration longevity in Finland. Helena Forss and Eeva Widström. Acta Odontologica Scandinavica Vol. 59 , Iss. 2,2001.
(Visited 1,092 times, 12 visits today)