
Inget yaaa
Vaksinnya bukan cegah kanker servix
CEGAH INFEKSI HPV
Udah divaksin bukan berarti bebas kanker servix, tetep perempuan yg sudah aktif secara seksual lakukan rutin deteksi dini dengan IVA dan PapSmear
IVA itu untuk deteksi lesi pre kanker, suatu kelainan cikal bakalnya kanker jika didiamkan
Terapi lesi pra kanker ini adalah krioterapi
Krioterapi mesti izin suami ya karena konsekuensinya gak bisa berhubungan selama satu bulan
Pap Smear untuk deteksi perubahan sel yg mencurigakan
Jika mengarah ke kanker akan dilakukan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi.
Hasil biopsi jika ditemukan sel – sel ganas baru dilakukan terapi.
Lihat cara penularan. Gak ada HPV nular dari duduk di wc yg gak bersih. Skin to skin contact dgn orang yg terinfeksi ya. Umumnya lewat hubungan seksual.
Imunisasi HPV sebaiknya sebelum aktif secara seksual ya. Kalau sudah kurang efektif. Kalau mau ya silahkan tapi gak perlu pake cek cek pap smear dan IVA karena itu dua hal yang gak berhubungan. Cause udah imunisasi pun tetep harus cek cek. Maksudnya gini kl mau vaksin ya silahkan kapan saja, tapi tetep sesudahnya rutin pap test juga.
https://www.cdc.gov/std/
Edit yaa maaf salah baca
Risiko kanker servik meningkat pada penggunaan kb hormonal > 5 tahun dan meningkat 4x lipat pada wanita dgn infeksi HPV
Juga pada wanita yang ibunya saat mengandungnya menggunakan kb DES (krn tdk tau kl sdh hamil) >>> preparat terakhir tahun 70an.
Kanker servik gak ada hubungannya pembalut sekali pake yaa…
https://www.cancer.gov/
Yuk sebarkan informasi yang benar…. Jangan menakut-nakuti dengan info yang salah.
Kalau nanya saya vaksin apa nggak, saya nggak… Tp rutin pap smear in sya Allah
Tapi insya Allah anak anak saya akan saya vaksin.
=========================================================================
Mungkin banyak dari Ayah dan Bunda yang pernah mendengar tentang vaksin human papilloma virus atau lebih singkatnya HPV ? Vaksin HPV adalah vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus HPV. Virus tersebut dapat menginfeksi manusia pada sel epitel di kulit dan membran mukosa (salah satunya adalah daerah kelamin), dan dapat menyebabkan keganasan atau kanker.
Virus ini memiliki banyak tipe, di antaranya tipe HPV 16 dan 18 yang paling sering ditemukan di seluruh dunia dan diketahui sebagai penyebab 70% kasus keganasan di serviks/leher rahim wanita. Tipe HPV 6 dan 11 diketahui sebagai penyebab dari 90% kasus kutil kelamin. Cara penularannya terutama melalui kontak atau hubungan seksual.
Virus HPV dapat menyerang laki-laki dan perempuan. Pada daerah kelamin, kanker dapat terjadi pada leher rahim, vulva atau bibir vagina, vagina, dan penis, sedangkan pada daerah non-kelamin, kanker juga dapat terjadi pada bagian mulut dan saluran napat atas. Kanker leher rahim adalah kanker tersering yang disebabkan oleh virus HPV. Di dunia, kanker leher rahim menduduki peringkat kedua penyebab kematian terbanyak pada wanita setelah kanker payudara. Hal inilah yang semakin meningkatkan kebutuhan masyarakat akan vaksinasi HPV.
Di Indonesia, ada 2 jenis vaksin HPV yaitu bivalen dan tetravalen yang beredar. Bivalen mengandung 2 tipe virus HPV (16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim, sedangkan tetravalen mengandung 4 tipe virus HPV (6,11,16,dan 18) yang dapat mencegah sekaligus kanker leher rahim dan juga kutil kelamin atau genital ward.
Saat ini, pemberian vaksin HPV di Indonesia disarankan pada remaja perempuan mulai dari usia 10 tahun ke atas sedangkan di luar negeri vaksinasi HPV juga disarankan untuk remaja laki-laki. Pada remaja, biasanya penyuntikan vaksin dilakukan secara intramuskular di deltoid yaitu otot bahu yang terbesar. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dengan jadwal pemberian vaksin pada bulan 0, lalu 1 atau 2 bulan setelah penyuntikan pertama tergantung jenis vaksin (bivalen atau tetravalen), dan terkahir 6 bulan setelah penyuntikan pertama. Apabila ada jadwal pemberian vaksin yang terlewat karena sakit atau hal lain maka pemberian vaksin tidak harus diulang dari awal, cukup dengan melengkapi dosis yang tertinggal tersebut.
Selama ini beberapa kaum masyarakat beranggapan bahwa vaksinasi HPV pada anak-anak tidak perlu diberikan karena pada usia tersebut hubungan seksual belum dilakukan. Namun, sebenarnya vaksin HPV justru harus diberikan sebelum seseorang berhubungan seksual. Akan terlambat jika vaksin HPV baru diberikan saat seseorang sudah melakukan hubungan seksual, karena bisa saja orang tersebut sudah terinfeksi HPV.
Selain belum aktif berhubungan seksual, pemberian vaksin HPV saat anak-anak memiliki manfaat lain yaitu pemberian vaksin hanya membutuhkan 2 dosis untuk usia 10-13 tahun, sedangkan untuk usia 16-18 tahun atau remaja akhir pemberian vaksin membutuhkan 3 dosis. Berdasarkan penelitian, pemberian vaksin HPV 2 dosis pada usia 10-13 tahun terbukti membentuk kadar antibodi yang tidak lebih rendah dibandingkan dengan pemberian 3 dosis pada usia 16-18 tahun. Perlu diketahui harga vaksin HPV masih cukup mahal sehingga pemberian 2 dosis merupakan suatu solusi yang efisien.
Melihat manfaat vaksin HPV dalam mencegah keganasan, amatlah berguna untuk melakukan vaksin HPV pada remaja perempuan. Vaksin HPV dapat ditemukan di klinik/RS terdekat, saat ini vaksin HPV belum tersedia di Puskesmas karena belum termasuk program imunisasi nasional. Namun vaksin HPV telah diberikan pada anak sekolah perempuan kelas 5 dan 6 di beberapa kota secara cuma-cuma.
Penulis : Dr. Siti Rayhani Fadhila, BMedSc. Hons.
Narasumber : DR. Dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K)
Artikel ini ditulis berdasarkan wawancara dengan DR. Dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) pada tanggal 20 Januari 2017 di Departemen IKA, FKUI-RSCM.
Terima kasih :
Artikel 1 : Facebook Farian Sakinah (Link)
Artikel 2 : http://www.idai.or.id
wah artikelnya sangat bagus sekali dan sangat bermanfaat yang pasti, terimakasih untuk informasinya