Stunting : Penyebab Dan Hubungannya Dengan Kesehatan Gigi - Dental ID
Dental ID
Home Kesehatan Umum Stunting : Penyebab Dan Hubungannya Dengan Kesehatan Gigi

Stunting : Penyebab Dan Hubungannya Dengan Kesehatan Gigi

Artikel ini sudah direview oleh : drg. Mutiara Annisa, MDSc

Salah satu problem kesehatan yang akhir-akhir ini sering diperbincangkan adalah stunting.

Tentu banyak yang ingin tau lebih jauh

– apakah stunting itu?

– apa penyebab stunting?

– apa ciri-ciri anak stunting

– apakah stunting bisa sembuh?

– apakah ada hubungan stunting dengan kesehatan gigi?

Dental ID telah merangkum tentang stunting ini. Sumber berada di akhir artikel

Pengertian stunting

Mengutip web https://yankes.kemkes.go.id , definisi stunting sendiri mengalami perubahan.

WHO di tahun 2015 mendefinisikan stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Selanjutnya di tahun 2020 berubah menjadi stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak. Banyak yang tidak menyadari bahwa tinggi pendeknya anak bisa menjadi tanda adanya masalah gizi kronis.

Perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu mengalami stunting. Namun anak yang mengidap stunting pasti berperawakan pendek. Anak dengan asupan gizi terbatas sejak kecil dan telah berlangsung lama berisiko mengalami pertumbuhan yang terhambat.

Menurut WHO, suatu negara dikatakan memiliki masalah stunting bila kasusnya mencapai angka di atas 20%.

Berikut progres data stunting dari tahun 2007 hingga 2021.

Tahun 2007 menunjukkan prevalensi balita pendek di Indonesia sebesar 36,8%.

Tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,4% menjadi 37,2%.

Tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 6,4% menjadi 30,8%

Tahun 2021, kasus balita stunting di Indonesia sebanyak 24,4%.

Penyebab Stunting

Stunting merupakan masalah kesehatan yang sudah ada sejak lama, seperti gizi buruk, terserang infeksi berkali-kali, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.

Namun, penyebab stunting yang paling banyak adalah karena kekurangan gizi. Maka dari itu, Anda sebagai orang tua harus tahu bagaimana cara mengatasi susah makan pada anak yang terkadang menjadi masalah umum pada anak-anak, khususnya balita.

Terdapat dua poin penting yang menjadi faktor utama terjadinya stunting pada anak, di antaranya yaitu:

1. Kurangnya Asupan Gizi pada Ibu Selama Hamil

Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa sekitar 20% kasus stunting terjadi sejak anak berada dalam kandungan. Hal ini dapat terjadi akibat makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil kurang bergizi sehingga janin tidak mendapatkan cukup nutrisi.

Akhirnya, pertumbuhan janin dalam kandungan mulai mengalami hambatan dan terus berlangsung hingga setelah kelahiran. Maka dari itu, penting memastikan ibu mengonsumsi makanan yang bergizi selama hamil.

Disisi lain rongga mulut adalah pintu masuk pertama ke makanan ke dalam tubuh sebelum diproses lebih lanjut di saluran pencernaan (GIT), oleh karena itu kesehatan mulut yang buruk akan menyebabkan penurunan penyerapan nutrisi dan dapat menyebabkan ibu kekurangan nutrisi sehingga dapat mempengaruhi janin.

Selain itu, penyakit pada rongga mulut, salah satunya adalah periodontitis, dapat menyebabkan masalah janin seperti preeklampsia. Hal ini menjadi pendorong dokter gigi Indonesia untuk menjaga kesehatan mulut yang baik pada wanita hamil. Baca selengkapnya tentang pentingnya membawa calon ibu ke dokter gigi sebelum merencanakan kehamilan Bawa Istrimu Ke Dokter Gigi Sebelum Merencanakan Kehamilan

2. Kebutuhan Nutrisi Anak Tidak Tercukupi

Kondisi ini bisa terjadi setelah kelahiran, tepatnya di saat anak di bawah usia dua tahun namun kebutuhan asupan gizinya tidak terpenuhi. Asupan yang dibutuhkan tersebut meliputi ASI dan MPASI (makanan pendamping ASI).

Selain itu, kurangnya asupan makanan juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab stunting, khususnya makanan yang kaya akan protein, mineral zinc, serta zat besi yang penting bagi anak di usia balita.

Oleh karena itu intervensi pada 1000 hari pertama kehidupan sangat menentukan kondisi stunting pada anak. Salah satu pencegahan dan penanganan stunting adalah dengan memperhatikan pola makan dan gizi seimbang yang disebut dengan ISI PRINGKU.

Baca  Arti 2 Angka Saat Cek Tekanan Darah Tinggi (100/70)

Apakah gigi memiliki pengaruh terhadap terjadinya stunting?

Gigi dibentuk saat janin berusia 4 bulan dalam kandungan sehingga, ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi cukup suplemen fluor dan kalsium untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan gigi anak nanti. Namun tidak berhenti saat hamil saja ibu membutuhkan gizi yang baik, tetapi harus terus berlanjut hingga ibu menyusui dan anak dalam tahap Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Baca tentang Kapan Gigi Anak Tumbuh? Mengenal Tahapan Pertumbuhan Gigi Anak

Karies gigi yang tidak dirawat akan berkembang menjadi rampan karies dan menyerang seluruh mahkota gigi dengan melibatkan banyak gigi depan dan belakang akan menjadi lepasnya gigi sulung sebelum waktunya.

Kondisi ini akan memberikan dampak negatif terhadap kemampuan anak untuk makan dan mendapatkan asupan gizi yang baik. Akibatnya jika anak tersebut susah makan karena karies gigi akan memiliki asupan nutrisi per hari yang tidak tercukupi, daya tahan tubuh melemah, dan lebih tinggi mengalami kekurangan gizi dan sakit.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa gizi yang kurang dan tidak seimbang memiliki hubungan positif terhadap keparahan karies gigi atau gigi berlubang, serta cenderung memiliki angka gigi dengan karies lebih tinggi dibandingkan anak dengan gizi yang cukup. Selain itu, anak dengan kondisi gizi yang kurang akan memiliki kelenjar saliva atropi, padahal saliva (air liur) memiliki peran penting untuk membersihkan gigi dan mulut, serta mencegah karies gigi.

Selain dari dua poin utama di atas, adapun beberapa penyebab stunting adalah sebagai berikut:

  • Kurangnya pengetahuan ibu terhadap pentingnya pemenuhan gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan.
  • Kurangnya persediaan air bersih dan sanitasi.
  • Berat badan ibu tidak naik selama hamil atau kenaikan berat badan ibu kurang dari nilai ideal.
  • Terbatasnya akses pelayanan kesehatan.
  • Anak menderita penyakit yang menghalangi penyerapan nutrisi.

Ciri-ciri anak mengalami stunting

Anak yang berperawakan pendek tidak serta-merta mengalami stunting. Balita dapat dikatakan stunting apabila tinggi badannya berada di bawah kisaran normal dari standar tinggi badan anak berdasarkan usia pada dua kali pemeriksaan berturut-turut.

Selain perawakan tubuhnya yang pendek, adapun ciri-ciri lain dari stunting adalah sebagai berikut:

  • Tumbuh kembangnya lambat
  • Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
  • Berat badan tidak naik bahkan akan cenderung menurun
  • Kemampuan fokus dan memori belajarnya tidak baik
  • Anak cenderung lebih pendiam
  • Fase pertumbuhan gigi pada anak melambat
  • Dalam jangka panjang, bagi anak perempuan berpotensi telat menstruasi pertama
  • Anak lebih mudah terserang/terinfeksi berbagai penyakit

Stunting adalah gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, di mana dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak.

Sementara, dalam jangka panjang, dampak stunting adalah sebagai berikut:

  • Kesulitan belajar
  • Penyakit jantung dan pembuluh darah
  • Kemampuan perkembangan kognitif menurun
  • Meningkatkan risiko obesitas pada anak. Ketahui Bahaya Obesitas pada anak dan remaja
  • Daya tahan tubuh melemah sehingga mudah terinfeksi penyakit

Pengobatan Stunting

Pengobatan stunting dapat disesuaikan dengan mengetahui penyebabnya, misalnya dengan memperbaiki nutrisi, pemberian suplemen, atau menerapkan gaya hidup sehat. Berikut beberapa upaya yang biasa dilakukan dokter dalam menangani stunting.

  • Mengobati penyakit yang mendasarinya.
  • Menyarankan dan memberikan nutrisi tambahan.
  • Memberikan suplemen, umumnya berupa vitamin A, zat besi, zinc, dan yodium.
  • Menyarankan keluarga untuk mengajarkan anak menerapkan perilaku hidup bersih dan memperbaiki sanitasi.

Pencegahan Stunting

Menyadari bahwa stunting adalah masalah kesehatan yang berisiko tinggi dan dapat memengaruhi pertumbuhan anak hingga dewasa, Anda tentu perlu mengenal berbagai usaha pencegahannya. Simak beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting.

1. Sebelum kehamilan

Sebaiknya mencegah stunting sudah mulai diperhatikan sejak sebelum kehamilan seperti melakukan pola hidup sehat maupun sanitasi yang baik (kedua hal ini memang sudah menjadi hal wajib dalam setiap kondisi) dan pemeriksaan gigi sebelum merencanakan kehamilan.

2. Masa kehamilan

Pemeriksaan Rutin

Selama masa kehamilan, ibu perlu melakukan check up atau pemeriksaan rutin untuk memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil juga tidak boleh mengalami anemia atau kekurangan darah karena akan memengaruhi janin dalam kandungan. Kontrol tekanan darah ini bisa dilakukan saat check up rutin.

Baca  Melahirkan Di Rumah Sakit Sakina Idaman Dengan BPJS (FREE). Syarat Ketentuan Berlaku Ya

Konsumsi Asam Folat

Asam folat berperan penting untuk mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Zat ini juga dapat mengurangi risiko gangguan kehamilan hingga 72%. Dengan asupan asam folat, kegagalan perkembangan organ bayi selama masa kehamilan juga bisa dicegah.

3. Bayi

  • Memastikan anak memakan buah dan sayur yang sehat
  • Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan
  • Mengusahakan anak mendapatkan imunisasi lengkap

4. Fase remaja putri

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dalam “Anemia pada Remaja Putri Berisiko Tingkatkan Stunting”, remaja yang mengidap anemia berpeluang menderita anemia saat hamil (setelah menikah). Jika tidak ditangani maka berisiko terjadinya pendarahan saat persalinan, bayi berat badan rendah, dan akhirnya melahirkan bayi stunting.

Pemberian makanan bergizi yang kaya zat besi, vitamin B12, dan asam folat sangat penting untuk mengatasi anemia dan mencegah stunting. Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan penanganan medis yang sesuai. Tujuannya untuk mengidentifikasi dan mengatasi anemia pada remaja secara dini.

Hubungan stunting dengan kesehatan gigi

Stunting ditemukan memiliki korelasi yang signifikan dengan berbagai masalah kesehatan gigi. Studi Global Burden of Disease pada 2016 memperkirakan bahwa sekitar 3,58 miliar orang di seluruh dunia memiliki masalah kesehatan mulut dengan 486 juta anak menderita karies gigi sulung.

Jumlah karies gigi sulung ditemukan tinggi pada anak-anak dengan berat badan kurang dan stunting. Karies gigi pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan makan dan tidur yang mengakibatkan terganggunya konsumsi nutrisi dan sekresi hormon pertumbuhan.

Kondisi stunting dapat menyebabkan perkembangan anak terganggu diantaranya gangguan perkembangan pada rongga mulut. Anak stunting lebih rentan untuk terkena karies gigi karena terjadi perubahan karakteristik saliva seperti penurunan laju alir dan pH (Abdat et al., 2020). Sedangkan stunting atau kegagalan pertumbuhan tubuh pada balita dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi susu dan meningkatkan resiko terjadinya karies gigi.

Menurut WHO pada tahun 2016, intervensi nutrisi selama kehamilan adalah salah satu prioritas utama dalam ANC. Nutrisi yang buruk pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan pada ibu dan janin. Rongga mulut adalah pintu masuk pertama ke makanan ke dalam tubuh sebelum diproses lebih lanjut di saluran pencernaan (GIT), oleh karena itu kesehatan mulut yang buruk akan menyebabkan penurunan penyerapan nutrisi dan dapat menyebabkan ibu kekurangan nutrisi sehingga dapat mempengaruhi janin.

Selain itu, penyakit pada rongga mulut, salah satunya adalah periodontitis, dapat menyebabkan masalah janin seperti preeklampsia. Ini telah mendorong dokter gigi Indonesia untuk menjaga kesehatan mulut yang baik pada wanita hamil (Arnisam et al., 2013). Simak artikel tentang ibu hubungan ibu hamil dan perawatan gigi

Obat Sakit Gigi untuk Ibu Hamil & Perawatan Gigi Yang WAJIB Diketahui Selama Kehamilan

Wajib Diperhatikan Bagi Ibu Hamil, Ternyata Gigi Berlubang Bisa Picu Kelahiran Prematur

SPESIAL 5 Tips Jaga Kesehatan Gigi untuk Ibu Hamil

Peran dokter gigi untuk mencegah stunting

Mengutip dari web https://news.unair.ac.id, peran dokter gigi dan rencana masa depan pencegahan stunting telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia dalam berbagai kegiatan sebagai upaya untuk mengurangi terjadinya stunting di PERMENKES RI No. 39 tahun 2016. Upaya yang dilakukan ditujukan pada berbagai kategori, yaitu: wanita hamil, balita, anak-anak sekolah, remaja, dan dewasa muda. Sebagai seorang dokter gigi, ada sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk mengambil bagian dalam mengurangi jumlah stunting di Indonesia, seperti berpartisipasi dalam berkontribusi pada ANC, intervensi 1000 hari pertama, dan membantu dalam deteksi dini penyakit.

Menurut WHO pada tahun 2016, intervensi nutrisi selama kehamilan adalah salah satu prioritas utama dalam ANC. Nutrisi yang buruk pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan pada ibu dan janin. Rongga mulut adalah pintu masuk pertama ke makanan ke dalam tubuh sebelum diproses lebih lanjut di saluran pencernaan (GIT), oleh karena itu kesehatan mulut yang buruk akan menyebabkan penurunan penyerapan nutrisi dan dapat menyebabkan ibu kekurangan nutrisi sehingga dapat mempengaruhi janin. Selain itu, penyakit pada rongga mulut, salah satunya adalah periodontitis, dapat menyebabkan masalah janin seperti preeklampsia.

Baca  Cerita Saya Tentang Penyakit TIPES Beserta Tips-Tipsnya

Setelah anak lahir, dokter gigi dapat memberikan kontribusi pada 1000 hari pertama dengan intervensi mempertahankan kesehatan rongga mulut anak. Dengan demikian, nutrisi yang diberikan kepada anak dapat diserap dengan baik. Dokter gigi juga dapat berperan dalam membantu mendeteksi penyakit berdasarkan karakteristik yang muncul di rongga mulut ibu dan anak, sehingga pengobatan dapat dilakukan sebelum situasi memburuk. Ini menunjukkan bahwa dokter gigi memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mulut sebagai jalur utama untuk masuknya nutrisi ke dalam tubuh sehingga nutrisi dapat diserap dengan baik oleh ibu dan anak.

Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting dari sisi kesehatan gigi?

Mungkin akan terdengar tidak biasa, jika mencegah stunting dikaitkan dengan kebersihan mulut dan gigi. Nyatanya, ini sangat penting dan berpengaruh pada anak. 

Kebiasaan malas menggosok gigi nantinya bisa terbawa hingga anak besar. Bahkan, tidak perlu waktu lama, gigi anak akan cepat rusak bahkan karies. Saat anak terkena infeksi atau karies gigi, nantinya akan menurunkan nafsu makannya. Kemudian, anak mulai tidak nafsu makan, sehingga nutrisi yang akan masuk ke dalam tubuh juga berkurang, kan? 

Jika usia balita sudah terkena masalah pada gigi dan mulut, sudah jelas akan memengaruhi gizi dan nutrisi yang diterima. Dampak jangka panjangnya, berisiko terkena stunting. 

Munifah Abdat, Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala, dalam Research gate, menjelaskan karies  gigi  bisa menyebabkan terganggunya fungsi  pengunyahan dan memengaruhi nafsu makan dan  asupan  gizi  sehingga  dapat  mengakibatkan  gangguan pertumbuhan yang  pada akhirnya akan  mempengaruhi status gizi anak. 

Berikut ini cara menjaga kebersihan mulut dan gigi anak sejak balita. 

1. Membiasakan anak minum susu dari gelas bukan dari dot

Kebiasaan ngedot pada anak-anak dapat mengakibatkan gigi rusak yang sering dinamakan karies botol  disebut juga nursing bottle cariesbottle mouth caries, atau baby bottle caries adalah kondisi karies rampan pada bayi yang dikaitkan dengan pemberian cairan karbohidrat terfermentasi di dalam botol dot. Artikel selengkapnya bisa dibaca disini Kebiasaan Ngedot dan Efeknya Terhadap Gigi Si Kecil

2. Membersihkan gigi dengan air hangat menggunakan kapas pada bagian gigi dan mulut yang terkena susu

3. Rutin menggosok gigi

Kebiasaan untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi bisa dimulai dengan rutin menggosok gigi. Kebiasaan sehat ini bisa meminimalisir terjadinya gigi berlubang. 

Mulai sekarang yuk ajak anak menjaga kebersihan mulut dan gigi si kecil dengan membiasakan menggosok gigi di pagi hari setelah bangun tidur dan malam hari sebelum tidur.

4. Pemakaian pasta gigi berfluor

5. Flossing dan rinsing

Ada cara lain untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi anak, yaitu flossing dan rinsingFlossing adalah kegiatan membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang. Untuk awalan bisa diajarkan dengan cara mengambil benang khusus gigi dan memasukkan ke dalam sela-sela gigi. 

image from hariansehat.com

Kemudian, ajak anak menggerakkannya maju-mundur hingga sela gigi bersih. Flossing dipercaya dapat membersihkan permukaan gigi hingga 25%. Lalu, lanjut mengajarinya rinsing. Simpelnya, rinsing adalah berkumur setelah menggosok gigi. Sebanyak 75% kebersihan gigi ternyata terjadi pada tahap rinsing

American Dentist Associations (ADA) dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menyarankan untuk melakukan rinsing setelah menggosok gigi dan flossing. Tapi, untuk anak-anak gunakan air matang agar tetap terjaga dan aman bagi mereka, ya.

6. Rutin ke dokter gigi

Cara terakhir dengan mengajak anak ke dokter gigi. Dikutip dari webmd.com, semakin muda anak diajak ke dokter gigi, semakin terjaga pula giginya hingga dewasa. Ke dokter gigi selain untuk menjaga kesehatan gigi, tentunya juga untuk melihat dan membersihkan plak-plak gigi yang tertinggal.

Dan berikut ini materi dan video tentang pembahasan “Stunting pada Anak : Gigi Berlubang Berhubungan dengan Stunting, Ibu Bisa Apa? yang diprakarsai oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Semarang

Adapun materi bisa didownload disini

Sumber :

https://dppkbpppa.pontianak.go.id/

https://fkg.unimus.ac.id

https://genbest.id/

https://news.unair.ac.id/

https://www.cegahstunting.com

https://nasional.sindonews.com

https://www.halodoc.com/

Iklan dipersembahkan oleh Google
(Visited 132 times, 1 visits today)

Comment
Share:

Ad