Dalam 2 tahun ke belakang atau mulai tahun 2015 akhir di dunia kedokteran gigi muncul sebuah akun Instagram yang fenomenal. Mengapa? Karena akun ini mengangkat berbagai kasus dan polemik hasil dari pekerjaan sebuah profesi yang tidak pada tempatnya. Nama akun tersebut adalah KORTUGI atau Korban Tukang Gigi. Akun instagram ini menjelma menjadi sebuah gerakan yang difollow oleh 38rb masyarakat dari berbagai bidang baik masyarakat umum maupun sesama dokter gigi.
Kali ini dental.id berkesempatan untuk wawancara dengan drg. Rifqie Al Haris yaitu founder dari Kortugi.
Selamat siang drg. Rifqie
Ya Selamat siang
Langsung saja dokter adalah founder dari kortugi. Bisa diceritakan apa momen “wow” nya sehingga kepikiran membuat akun KORTUGI?
Iya, saya founder dan salah satu dari 10 admin kortugi.
Saya melihat banyak sekali akun tukang behel di sosial media. Salah satunya adalah salon kecantikan yamg menawarkan perawatan gigi tapi disupervisi oleh dokter umum.
Kemudian di lain kesempatan, saya menemukan ada tutorial memasang behel sendiri. Bukan lepasan. Melainkan behel yang direkatkan permanen. Dan itu benar-benar dilakukan sendiri pakai cermin. Dia sama sekali bukan dokter.
Begitu melihat fenonema itu langsung membuat akun KORTUGI?
Awalnya diposting di facebook sebagai akun pribadi dan niatnya hanya mengarsipkan supaya ada data lengkap jika suatu saat dibutuhkan untuk judicial review atau semacamnya. Kemudian antusiasme sejawat sangat tinggi utk share, komen dan bahkan ikut melaporkan kejadian-kejadian lain (awalnya para sejawat menyimpan sendiri kasusnya masing-masing), maka diputuskan untuk membuat akun khusus sebagai wadahnya.
Lama-lama masyarakat juga menyambut baik. Kemudian makin kesini fungsinya jadi ganda yaitu edukasi masyarakat dan referensi buat sejawat.
Kenapa dokter berpikiran mengangkat korban tukang gigi? Apa yang sebenarnya terjadi dengan tukang gigi atau korban tukang gigi?
Banyak sekali tukang gigi yang berpraktik melanggar aturan Permenkes yang sudah ditetapkan. Banyak pula masyarakat yang kurang teredukasi masalah legalitas terkait hal tersebut. Pun banyak juga masyarakat yang tidak mendapatkan informasi kesehatan dari sumber yang kompeten.
Terlebih lagi, tukang gigi sudah dianggap sebagai alternatif perawatan yang lebih terjangkau oleh masyarakat.
Apakah ada misi dari kortugi untuk memberikan edukasi ke masyarakat?
Dan bagaimana tanggapan dokter dengan tukang gigi yang kadang memberikan layanan lebih murah. Pasti nanti akan berefek dengan misi Kortugi untk edukasi?
Misinya adalah memberikan pemahaman soal kesehatan gigi dan legalitas layanan kesehatan. Jika pasien sudah paham akan 2 poin tersebut, pastilah mereka tidak akan menomorsatukan lagi masalah ‘harga murah’. Apalah artinya harga yang murah jika risiko kedepan justru lebih besar? Bisa jadi murah di awal, tapi biayanya sangat besar di belakang akibat kerusakan yang terjadi.
Bagaimana cara KORTUGI untuk memberi edukasi ke masyarakat?
Sosial media terutama di instagram dan facebook. Kemudian kami yang 10 admin ini jika ada kesempatan mengisi edukasi untuk masyarakat, selalu kita sisipkan konten soal bahayanya perawatan gigi oleh praktisi ilegal ke mereka.
Kami juga siap memberikan data jika ada sejawat lain membutuhkan untuk edukasi ke masyarakat.
Terlebih lagi kita sangat terbuka bagi semua mahasiswa jurusan apapun yang hendak melakukan menyusun karya tulis dengan mengkaji data-data yang kita punya.
Dengan 10 admin apakah kortugi mempunyai kantor dan bekerja secara “profesional”? Bagaimanakah sistem pembagian kerjanya?
KorTuGi tidak mempunyai kantor. Kami terhubung via sosial media.
Dari 10 dokter, terdapat 5 dokter gigi spesialis (konservasi gigi, prostodonsia, penyakit mulut, orthodonsia dan periodonsia) yang masing-masing memberikan referensi sesuai spesialisasi keilmuan masing-masing.
1 orang dokter umum sebagai support referensi dari segi kesehatan umum.
4 dokter gigi GP yang masing-masing membantu tugas penyajian konten edukasi.
Apa pencapaian terbaik yang pernah dilakukan oleh kortugi baik ke masyarakat maupun ke organisasi profesi?
KORTUGI pernah menerima laporan dari masyarakat soal penggunaan gelar dan atribut dokter gigi palsu di daerah Pekanbaru. Laporan tersebut langsung kami serahkan ke PB PDGI dan kemudian dikoordinasikan dengan pengurus cabang setempat. Bersama dinas kesehatan dan kepolisian akhirnya bisa ditindak pidana.
Dinas kesehatan di kota-kota lain juga menindaklanjuti laporan kami dan memberi peringatan tegas terhadap oknum-oknum ilegal tersebut.
Tidak cuma di dalam negeri saja, bahkan laporan dari luar negeri dengan oknum praktisi ilegalnya dari buruh migran Indonesia yang membuka layanan di hongkong dan taiwan akhirnya bisa koordinasikan untuk dilakukan pembinaan melalu konsulat jendral yang ada di sana.
KORTUGI membuka donasi untuk korban tukang gigi yang layak diberikan bantuan. Misalnya saja korban tukang gigi dengan diagnosis Squamous Cell Carcinoma di daerah banjarmasin.
KORTUGI selalu memberikan data kepada organisasi profesi atau dinkes untuk keperluan pengambilan kebijakan.
Apa tanggapan organisasi profesi (PDGI) terhadap gerak langkah KORTUGI? Apa harapan KORTUGI untuk masyarakat dan untuk organisasi profesi?
Akun edukasi KORTUGI ini menuai pro dan kontra di kalangan sejawat, oleh dinas dan kemenkes. Karena bukan wewenang dokter gigi untuk mengusik profesi lain. Tapi kami tetap berpegang bahwa masyarakat membutuhkan informasi dan edukasi kesehatan gigi yang benar dan jujur. Memang kami di tim KORTUGI tidak akan bisa menghentikan praktik ilegal tersebut tapi setidaknya dengan mencerdaskan masyarakat, korban-korban akan berkurang.
Kami berharap masyarakat bisa mengakses informasi dari sumber yang terpercaya. Tidak serta merta mengikuti tren yang bahkan dipopulerkan oleh artis atau public figure yang lain.
Sadar kesehatan dan sadar hukum adalah benteng terkuat untuk mencegah kita dan orang-orang di sekitar kita untuk tidak mengambil keputusan yang salah.
Tim kortugi juga berharap kepada seluruh sejawat untuk aktif memberikan edukasi dan tetap meningkatkan kualitas pelayanan.
Untuk organisasi profesi lain, sebaiknya tetap melakukan pengawasan dan pembinaan aktif agar mereka tidak menyeleweng dari kompetensinya.
Ini pertanyaan terakhir dan pribadi. Apa suka duka secaa pribadi ketika dokter menjadi founder kortugi? Menjadi dokter ngehits di indonesia?
Popularitas bukan tujuan utama. Toh dari awal saya memang tidak pernah muncul by name. Lagipula saya sedang tidak praktik, jadi mau jual popularitas buat apa? Justru risiko ancaman dari pihak-pihak yang tersinggung jauh lebih besar. Pun tidak dipungkiri beberapa sejawat justru malah mencibir usaha kami.
Tapi saya sudah terlanjur menjunjung tinggi profesi dokter gigi. Termasuk di dalamnya adalah fungsinya di masyarakat untuk memberikan edukasi seluas-luasnya. Jika masyarakat sudah teredukasi dengan baik, gantian dokter giginya yang harus jaga kualitas agar masyarakat tidak kembali lagi terjerumus dengan praktik ilegal.
Kalaupun sampai terjadi apa-apa dengan saya, siapalah saya seorang ini dibandingkan keselamatan masyarakat Indonesia seutuhnya.
Terima kasih dok atas wawancaranya. Semoga KORTUGI dan misi-misi yang ingin dibawa bisa terlaksana.
Amin. Terima kasih