Anda pasti sudah sering mendengar istilah gingivitis alias radang gusi. Gingivitis adalah peradangan pada gusi/gingiva yang tidak diserta dengan kerusakan tulang. Gingivitis biasanya disebabkan oleh aktivitas bakteri yang membentuk plak pada sisa makanan yang tidak dibersihkan dengan sempurna dan mengakibatkan radang. Gingivitis dapat berupa akut maupun kronis.

Gingivitis kronis biasa disebabkan oleh penumpukan karang gigi yang menjadi tempat berkembangnya bakteri lalu menjadi radang yang terjadi dalam kurun waktu lebih dari tiga bulan. Hampir semua orang Indonesia pernah mengalami gingivitis kronis. Penjelasan mengenai penyakit ini pun telah banyak beredar. Namun, gingivitis akut juga banyak menyerang masyarakat. Tetapi hingga saat ini belum banyak yang familiar dengan gingivitis akut.

Terdapat dua jenis penyakit yang digolongkan dalam gingivitis akut, yaitu:

1. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis

Necrotizing Ulcerative Gingivitis adalah suatu infeksi gingiva yang akut atau subakut yang biasanya mengenai individu muda. Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh. Bila penyakit mengenai jaringan periodontal yang lebih dalam akan menyebabkan kerusakan parah dan diberi nama necrotizing ulcerative periodontitis. Ciri-ciri penyakit ini yaitu gusi yang berada diantara gigi menjadi membesar, merah terang dan tumpul dengan adanya jaringan rusak berbentuk kawah. Gejala meliputi nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening , nafas berbau busuk, demam, dan lemas.

 

 

2. Gingivostomatitis Herpetika Primer

Jika anak Anda terkena radang gusi dan sariawan di saat yang bersamaan, bisa jadi ia terkena gingivostomatitis herpetika primer. Gingivostomatitis herpetika primer adalah bentuk radang pada gusi akibat infeksi virus herpes simpleks tipe 1. Gingivostomatitis herpetika primer umumnya terjadi pada anak kecil dan jarang pada orang dewasa. Onset gingivostomatitis herpetika primer terutama terjadi pada masa anak, biasanya pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Jika mengenai dewasa akan menyerang pada usia awal 20 tahun.

Baca  Hati-Hati Ternyata Karang Gigi Bisa Sebabkan Asma

Kebanyakan infeksi virus ini pada anak tidak menimbulkan gejala sehingga anak dan orang tua tidak menyadarinya. Gejala yang muncul meliputi malaise dan kelelahan, sakit otot dan kadang sakit tenggorokan. Pada tahap awal kelenjar getah bening rahang bawah sering membesar dan sakit. Fase ini berlangsung 1-2 hari dan diikuti dengan timbulnya daerah kemerahan dalam mulut.

Benjolan kecil berisi cairan muncul kemudian pecah dan menimbulkan sariawan pada semua bagian mulut. Dengan berkembangnya penyakit gejala akan menjadi semakin berat dengan demam dan sakit kepala.  Penyakit ini akan mengenai anak dan remaja yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk, seringkali menyertai kondisi infeksi seperti pneumonia, meningitis, flu, tifus, dan kondisi stress.

 

 

Perlu disadari bahwa gingivitis akut lebih jarang mengenai masyarakat dibandingkan gingivitis kronis akibat karang gigi. Jika Anda tidak mengalami gejala-gejala yang disebutin diatas, bisa jadi Anda terkena gingivitis kronis akibat penumpukan karang gigi, tapi baru terasa akhir-akhir ini. Supaya lebih pasti segera periksa ke dokter gigi spesialis periodontik untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

(Visited 1,115 times, 5 visits today)

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.