Dalam dunia kedokteran gigi, Hypnodontic sudah dikenal lama sekali. Tetapi di Indonesia sendiri Hypnodontic tidak banyak tahu.

BACA : Hypnodontia : Tren Terbaru Kedokteran Gigi

Sebetulnya, Hypnodontic sangat membantu sekali khususnya para dokter gigi untuk membantu kinerjanya. Hal ini disampaikan oleh Ihyan Amri dr. SpB, FINACH, saat meyampaikan paparannya dalam lanjutan Seminar Sehari Dokter Gigi Dinas Kesehatan Kota Surabaya bekerjasama dengan PDGI dan 3M ESPE dengan tema “Update Endorestorative Management” hari Minggu (19/6) bertempat di Hotel Singgasana Surabaya.

Dokter spesialis dari RSUD Dr. Soewandhie ini menuturkan, dalam operative dentinstry, ditemukan pasien yang kerap takut saat dirawat, kondisi gigi yang sensitif, atau mengalami hipersalivasi. Bisa juga suatu waktu kehabisan obat anestesi (misalnya bekerja di daerah) sehingga susah menjalankan operasi kecil.

BACA : Ternyata No 1 Orang Malas Ke Dokter Gigi Bukan Takut Tapi Hal Ini Penyebabnya

Maka Hypnodontic dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengatasinya. Hanya saja, Hypnodontic masih belum diminati oleh kalangan dokter gigi.

Ia berujar, istilah Hypnodontic adalah penggunaan hypnotisme atau hipnotis dalam bidang kedokteran gigi.

Jadi sederhananya, pasien akan di hipnotis dan dibawa ke alam bawah sadarnya dengan memberikan sebuah sugesti, sehingga proses pembedahan atau operasi kecil berjalan dan si pasien  tidak akan merasakan sakit atau nyeri  sampai selesai operasi tersebut.

Lalu, lanjut dr. Ihyan Amri, tanda kondisi pasien telah terhipnotis yakni adanya REM (Rapid Eye Movement), mata berair atau memerah saat keluar dari kondisi hipnotis, haus dan sering menelan ludah, suhu tubuh sering menjadi hangat, bola mata sering bergulir ke atas, pada saat somnambulis mata bergerak ke kiri dan ke kanan.

Baca  7 Keuntungan Ilmu Hypnodontia Bagi Dokter Gigi

Manfaat hipnotis dalam bidang pembedahan berguna untuk menahan agar mulut tetap terbuka dengan pada waktu yang lama, anastesia dan analgesia, melupakan sesuatu yang tidak menyenangkan, sebagai pengganti dan kombinasi dengan pre medikasi dan mengurangi saliva.

BACA : 7 Keuntungan Ilmu Hypnodontia Bagi Dokter Gigi

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses hipnotis yaitu terpusatnya perhatian pasien, komunikasi yang baik antara pasien dan operator atau hypnodentist dengan memperhatikan bahasa (semantic), serta tidak adanya rasa takut dan khawatir dari pasien.

Praktek melakukan Hypnodontic awalnya atur lebih dahulu posisi duduk pasien rileks, melakukan fiksasi pada mata dilanjutkan sugesti hipnotis. Jika tahap hipnotis ringan selesai, lanjutkan hipnotis dalam.

Tahap katalepsi merupakan syarat mutlak untuk ke tahap somnambulisme. Pasien bisa buka mata tanpa bangun atau keluar dari hipnotis. Saat pasien berkumur pun masih dalam keadaan hipnotis. Jika pasien selesai dilakukan tindakan, maka siap dibangunkan dalam keadaan tetap nyaman.

Komunikasi yang baik dan mudah dimengerti adalah kunci utama saat melakukan hipnotis terhadap pasien. Jangan sampai pasien salah mengartikan arti bahasanya.

Seperti pengalaman unik yang dialami dr. Ihyan, ada pasien yang susah sekali menerima apa yang dikatakannya. Ia mengaku hampir sekitar 15 menit menghipnotis, namun pasien tersebut tidak mengerti juga apa yang dikatakannya.

“Pak, coba anda rileks, dia ga mengerti juga,” katanya. “Apa itu rileks, dia ga tahu, saya bilang lemas saja ya lemes,” tutur dr. Ihyan sembari memperagakan tangannya naik turun perlahan-lahan. ”Ooohh.. Itu artinya ikhlas pak,” tukas pasien tadi. Jadi, lanjut dokter spesialis bedah tersebut, kita tidak memakai bahasa kita lagi, namun mengikuti bahasa pasien.

Baca  Hobi Terbang Dan Menyelam? Waspadai Kondisi Gigi Ini

Masing-masing pasien ada perbedaan, ada yang lama dan ada yang cepat saat masuk ke dalam rana Hipnotis, tergantung mediasi dari hypnodentist.

Untuk mengetahui pasien benar-benar rileks, ada test tersendiri yang dinamakan sugestivitas. Setelah pasien di tes dan sudah menunjukkan tanda tersugestif, dalam hitungan menit dia sudah nyaman masuk ke dalam tahapan somnambulisme.

Jika sudah masuk dalam tahapan ini, pasien otomatis dapat menerima sugesti demikian tinggi sehingga sugesti apapun yang diberikan oleh hypnodentist dilakukan oleh pasien dengan patuh, kecuali jika perintah tersebut bertentangan dengan prinsip hidupnya, nilai keagamaan dan moral.

dr. Ihyan menambahkan, saat ini memang belum ada Hypnodontic yang dimasukkan dalam kurikulun Fakultas Kedokteran. ”Dulu saya dengar ada usulan dimasukkan (Hypnodontic, Red) pada saat saya masih belajar. Tapi sejauh ini masih belum ada kabarnya,” katanya.

BACA : Hypnodontia Oleh drg. Imel Yusra

Sumber tulisan :

http://dinkes.surabaya.go.id/

(Visited 97 times, 1 visits today)

Share:

admin

Admin website https://dental.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.