
Pernah lihat ada orang yang sudah agak berumur, gigi-giginya sudah habis, makan pun sulit, tapi menolak untuk dibuatkan gigi palsu?
Orang-orang ini kalau ditanya, alasan utamanya adalah harga gigi palsu yang mahal. Ini bisa dimaklumi karena biaya pembuatan gigi tiruan penuh rahang atas dan bawah bisa mencapai lebih dari satu juta rupiah. Namun, ada alasan lain yang kurang masuk akal tapi sering dikatakan juga. Yaitu usia tua.
Ada ungkapan di masyarakat yang menganggap, jika seseorang sudah berumur diatas 60 tahun maka harus segera melepaskan diri dari urusan duniawi dan banyak-banyak beribadah. Lebih-lebih lagi, ada yang menganggap usia manusia patokannya adalah umur nabi Muhammad SAW, yaitu 63 tahun. Sehingga merasa bahwa waktunya tinggal sedikit di dunia ini. Menggunakan gigi palsu dianggap sebagai upaya keduniawian yang tidak penting lagi bagi mereka yang akan segera bertemu Tuhannya.
Padahal, salah satu ibadah yang utama untuk dilakukan tidak akan sempurna terlaksana tanpa susunan gigi yang lengkap dan ideal. Hal tersebut adalah membaca al-qur’an.
Bagi yang pernah mempelajari ilmu tajwid, pasti kenal dengan istilah makhraj atau makharijul huruf. Istilah ini mengacu pada ketentuan tempat keluar dan masuknya huruf sebagai pedoman untuk membentuk bunyi-bunyian yang sesuai dengan aksen bahasa arab. Pengucapan huruf-huruf hijaiyah banyak yang menggunakan gigi seri dan geraham sebagai patokannya.
Ambil contoh huruf fa’ ( ف ) bunyinya keluar dari bagian dalam bibir bawah yang bertemu dengan ujung dua gigi seri atas. Huruf dal (د ) , ta’ ( ت ), tho’ ( ط ) bunyinya keluar dari ujung lidah yang bertemu pangkal gigi seri atas. Huruf dho’ ( ظ ), tsa’ (ث ), dzal (ذ ) bunyinya keluar dari ujung lidah yang bertemu dengan ujung dua gigi seri atas. Huruf shod ( ص ), sin ( س ), za’ ( ز ) bunyinya keluar dari ujung lidah yang bertemu ujung dua gigi seri bawah. Huruf dho’ ( ض ) bunyinya keluar dari tepi lidah yang bertemu dengan gigi geraham atas kanan dan kiri.
Sekarang bayangkan jika terjadi kehilangan gigi seri rahang atas, atau gigi seri rahang bawah, atau gigi geraham rahang atas, atau seluruh gigi. Maka dari 26 huruf hijaiyah, hanya tinggal 15nya saja yang bisa diucapkan dengan benar oleh orang tersebut. Itu pun jika tidak ada gangguan yang muncul dari perubahan otot pipi, bibir, atau lidah akibat kehilangan gigi yang berlangsung lama. Bisa dibayangkan betapa sulitnya membaca al-qur’an dengan benar dalam kondisi seperti ini.
Padahal telah disebutkan hadits mengenai keutamaan membaca al-qur’an dengan tartil dan pengucapan yang benar.
Dari Aisyah r.h.a berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda , “Orang yang ahli dalam al Qur’an akan berada bersama malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang terbata-bata membaca al Qur’an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali.” (HR. Bukhari, Nasa’I, Muslim, Abu Daud, Tarmidzi, dan ibnu Majah)
Beberapa ulama menjelaskan bahwa makharijul huruf berserta sifat-sifat dan hal-hal yang terkait dengannya itu adalah hal yang berpengaruh dalam bahasa arab.sehingga harus diperhatikan orang semua kaidah-kaidah makharijul huruf ini. Wajib hukumnya dalam kadar yang bisa menyebabkan perubahan struktur kalimat dan kerusakan makna. Sunnah hukumnya dalam kadar yang bisa memperbagus pelafalan dan pengucapan ketika membacanya.
Oleh karena itu, agar bacaan al-qur’an menjadi benar, segera konsultasi ke dokter gigi untuk dibuatkan gigi palsu, utamanya ke spesialis prostodontik. Semoga dengan adanya alat tersebut, membaca al-qur’an menjadi lebih mudah dan benar sehingga ia bisa menjadi syafaat bagi kita di akhirat kelak.
“Bacalah al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim)
Wallahu A’lam Bish-Shawab.