
Ditulis oleh : Martin Febrian (Dentistpreneur Indonesia)
Dalam beberapa bulan terakhir, banyak diadakan seminar tentang bagaimana dokter gigi/dokter menghadapi tantangan MEA.
Sayangnya, bukan maksud mengurangi manfaat, seminar dengan konten ‘hanya’ untuk memberi tahu bahwa pelayanan jasa dokter gigi termasuk sektor yang menjadi terbuka bagi semua negara ASEAN, perlu sertifikat kompetensi, STR dan SIP perlu meningkatkan profesionalitas, dan semacamnya itu cukup 1 kali, tidak perlu berkali-kali..
Pertanyaannya apakah dokter gigi negara lain akan sulit masuk ke Indonesia ataupun sebaliknya?
Menurut saya, tidak mudah namun sederhana..sebagai entrepreneur, segalanya dapat dan harus dapat dilakukan:)
Mungkin seminar tentang MEA bagi profesional sudah saatnya tidak hanya sekedar konten yang dapat dilakukan, diketahui dan dikuasai hampir semua dokter/dokter gigi dalam level masing2.
Menjawab tantangan MEA itu tentu harus menjaga standar profesional, namun namanya juga Standar..
Yaa hampir semua profesional di negara negara ASEAN harus standar, namun standarnya kan beda2..
Pertanyaannya adalah apakah standar kita sudah cukup baik dan bersaing? (Bukan soal surat-surat, percaya deh ini dapat dilakukan.. Dengan cukup mudah hehehe) sudah cukup kah hanya dengan kemampuan teknis yang terlihat ‘WOW’ di Indonesia tapi sebenarnya sudah biasa dan standar di negara lain?
Menjawab tantangan MEA untuk profesionalisme di masa depan bukan lagi soal standarisasi teknis dan profesionalitas, 2 hal ini mah keharusan, kalau tidak menguasai berarti sekalian tidak perlu jadi dokter/dokter gigi, kalau pengetahuan dasar anatomi, fisiologis, logika sistemik, dasar setiap tindakan perawatan, diagnosa, mencari etiologi, dsr saja tidak mampu.. Mending baca buku textbook saja dulu daripada repot2 mikiran yg lain.. Karena itu sudah keharusan bukan kelebihan…
Di masa depan keahlian yang diperlukan untuk menjawab MEA adalah sesuatu yang ‘Jarang’ dikuasai, yg biasanya dikuasai 80% dokter/dokter gigi sukses.. Dan hanya 20% dari total seluruh profesional atau bahkan kita harus menguasai kemampuan yang hanya dikuasai 4-5% dokter/dokter gigi di asia tenggara hehehe..
Sederhana saja, itu adalah kemampuan-kemampuan penunjang dan akselerator kesuksesan.. Kemampuan manajemen,marketing,komunikasi, menjalankan bisnis, kepemimpinan,dst.. Silahkan cari literaturnya sendiri kalau tidak percaya bahwa hanya ada 4% seluruh polulasi dan ada 80% dari dokter2 sukses yang menguasai keahlian2 ini, sisanya yang sukses karena ‘waktu’ setelah berpuluh tahun menambah gelar,pengalaman dan keahlian (dan ini tidak ada salahnya:))
Kemampuan estetik dasar, bedah mulut dasar, painless ekstraksi, veneer, dan tentu saja topik kontroversial perawatan ortho dan Dental implant tidak menjadi sesuatu yg ‘wah’ lagi, itu hanya menjadi Standar yang harus dikuasai.. Menentangnya tentu saja diperbolehkan, namun biasanya ‘Market’ dan ‘Pasar’ yang memenangkan persaingan.. Itulah Arus Perubahan:) boleh saja mencoba ‘Bertahan’ , namun sekali lagi setiap keputusan memiliki konsekuensi.. Jangan salahkan orang lain dan keadaan jika Kita gagal karena hanya bertahan:)
YAA TANTANGAN PERTAMA adalah untuk MENJADI BERBEDA,Unik,inovatif untuk mampu melayani keinginan Customer/pelanggan/Klien.

Tantangan MEA kedua ya sangat sederhana, hampir semua pengusaha mengetahui ini meski mereka tidak mengakuinya.. Serta telah saya perjuangkan lebih dari 6 tahun..
Tentu jasa KOLABORASI dalam JARINGAN,
hihi sebenarnya sekarang saya sedikit senang karena tidak berhasil, karena berarti Saya memiliki peluang yang sangat besar untuk menghasilkan sekarang hahahaha.. Setidaknya karena saya sudah lebih pengalaman dan memiliki pengetahun 6 tahun lebih lama dibanding yang baru mulai atau bahkan yang belum sadar, betapa pentingnya berjejaring heheheh
Apakah benar cukup dengan sertifikat Kompetensi,STR dan SIP serta meningkatkan profesionalitas (yang belum jelas breakdownnya) sudah cukup menjawab tantangan MEA? Ingat dunia tidak seluas Daun kelor, banyak sahabat dan saya melihat sendiri, bahwa kadangkala sebagai negara besar dengan jumlah penduduk terbesar di kawasan ini, seringkali wawasannya terlihat yang paling ‘kecil’ .. Itu bahaya yang paling kami takutkan hehehehe…
Namun sekali lagi, Sekarang kami juga perlu menaikkan kecepatan, sudah tidak ada waktu lagi menunda dan menunggu yang lambat2 dan masih gagal paham.. smile emoticon sampai bertemu..

Sumber tulisan :
https://www.facebook.com/martin.febrian.52