Menyikat gigi merupakan salah satu sarana untuk mencegah berbagai macam masalah dalam gigi. Dan alat yang digunakan adalah pasta gigi dan sikat gigi.

Ada2 kampanye dalam proses menyikat gigi ini yaitu menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur serta mengganti sikat gigi paling tidak 3-4 bulan sekali.

Menurut American Dental Association (ADA), sikat gigi idealnya diganti setiap tiga sampai empat bulan sekali. Namun kampanye mengganti sikat gigi ini menyisakan lubang yang belum ada ujungnya.

Sebelum memasuki apa bahaya kampanye mengganti sikat gigi 3-4 bulan sekali kita perlu mengetahui sedikit sejarah tentang sikat gigi.

Sejarah sikat gigi

Mengutip dari web https://tirto.id/, sejarah sikat gigi dapat dirunut hingga sekitar 3000 SM dimana orang Babilonia mengunyah ranting (di sini dikenal dengan siwak) hingga berserabut dan kemudian menggunakannya untuk membersihkan gigi. National Geographic menyebut para arkeolog menemukan ranting “sikat gigi” serupa pada makam-makam kuno di Mesir.

Saat Tiongkok diperintah oleh Kaisar Hongzhi dari Dinasti Ming—pada akhir 1400-an, bentuk sikat gigi modern mulai terlihat. Rancangan gagang sikat gigi di zaman itu terbuat dari tulang atau gagang kayu. Kemudian, bulu halusnya dicerabut dari bulu leher babi hutan yang pendek dan padat.

Titian pemakaian sikat gigi beralih di abad ke-17 hingga ke-18, ketika barang kecil tersebut dianggap sebagai barang mewah. Kala itu, hanya orang-orang tertentu yang memiliki sikat gigi karena komponennya yang mahal—terbuat dari tulang sapi. Maka kesehatan gigi dan mulut amat buruk di era ini.

Baru pada Perang Dunia II, sikat gigi menjadi lebih populer karena banyak calon tentara Amerika yang ompong. Gara-gara itu, mereka jadi kesulitan untuk merobek lapisan kertas pada peluru (saat itu peluru dibuat dari mesiu yang dibungkus kertas tebal). Mereka juga sulit makan ransum yang keras. Banyak pula calon tentara yang gagal seleksi karena kesehatan gigi yang buruk. Sejak saat itu, tentara Amerika diwajibkan membawa sikat gigi di sela lubang kancing seragamnya supaya mudah sikat gigi di mana pun.

Baca  #Tax Amnesty : Ada Dokter Umum Bayar Tebusan Cuma Rp 15 Ribu. Berapakah Tebusan Dokter Gigi?

Di titik ini, sikat gigi mulai beralih ke bahan sintetis. Pasalnya, Amerika kekurangan pengrajin yang dapat membuat sikat gigi dalam skala besar. Maka mereka mengganti gagang sikat dengan bahan yang disebut “celluloid”.

Para ahli kimia di awal 1900-an membuat bahan ini dari campuran nitroselulosa dan kapur barus. Mereka mengklaim celluloid lebih kuat, mudah dicetak, dan mengkilap sehinga terlihat mewah. Dengan segera, bulu sikat pun menyusul jadi sintetis.

Sebuah perusahaan kimia di Amerika bernama DuPont membuat bulu dari bahan yang halus, berserat tipis, fleksibel, namun kokoh dan tahan air. Itulah nilon. Serat sintetis anyar inilah yang kemudian menjadi subtitusi bulu babi yang mahal dan rapuh.

Masalah yang timbul akibat sikat gigi

Dikutip dari majalahcsr.id Sekelompok peneliti di Kepulauan Cocos Keeling – sebuah pulau kosong kecil yang berukuran lebih kurang 9,6 km persegi, 2.080 km barat laut pesisir Australia – dikabarkan menemukan 373.000 sikat gigi di sebuah gunungan limbah plastik. Mencermati hal ini, inhabitat memberitakan, setiap orang yang peduli tentu bertanya apakah demikian sulitnya mendaurulang sikat gigi bekas. Sikat gigi nyatanya menimbulkan masalah baru. Tentu saja jika ada yang bertanya sikat gigi termasuk sampah apa maka bisa langsung dijawab sikat gigi merupakan sampah anorganik. Sampah anorganik adalah sampah-sampah yang sulit diuraikan secara alami hingga membutuhkan waktu ratusan tahun hingga tidak bisa sama sekali terurai.

Kembali ke kampanye tentang mengganti sikat gigi 3-4 bulan sekali. Menurut American Dental Association (ADA), sikat gigi idealnya diganti setiap tiga sampai empat bulan sekali. Dengan demikian, seseorang harus membuang sikat gigi dan menggantinya sebanyak tiga sampai empat kali setiap tahunnya.

Baca  Data 2013 : Jumlah Dokter Gigi di Indonesia Belum Ideal

Sebagai perhitungan, jika total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 273 juta dan diasumsikan rutin mengganti sikat gigi, setidaknya ada lebih dari satu miliar sampah sikat gigi dalam satu tahun. Sebagai catatan, jumlah tersebut masih di luar angka dari seluruh orang di dunia.

Bahkan jika seseorang di Amerika hanya dua kali mengganti sikat giginya per tahun, diprediksikan akan terjadi limbah sampah 660 juta sikat gigi bekas yang memenuhi tempat pembuangan sampah akhir.

Bila dihitung berdasarkan jumlah manusia di dunia, yakni delapan miliar orang maka ada setidaknya ada sekitar 24 miliar limbah sikat gigi dalam satu tahun.

Lalu, bila asumsi pergantian itu rutin terjadi maka setiap orang akan menggunakan sekitar 280 sampai 300 sikat gigi sampai berusia 75 tahun. Jumlah tersebut belum dikalikan dengan jumlah manusia di bumi.

Berdasarkan laporan National Geographic, jumlah sampah sikat gigi di Amerika Serikat (AS) yang berpenduduk 331 juta jiwa setara dengan empat lilitan bumi dalam setahun.

Menurut Haeckels, perusahaan yang memproduksi barang ramah lingkungan di Inggris, ada sekitar 264 juta sikat gigi yang dibuang karena lewat batas pakai. Kalkulasi ini belum termasuk model sikat gigi listrik yang terdapat baterai yang tidak ramah lingkungan.

Berapa lama sikat gigi terurai?

Serupa dengan plastik, sikat gigi pun baru bisa terurai setelah 200-700 tahun. Selama itu, Massachusetts Institute of Technology mengatakan bahwa plastik akan mengeluarkan gas rumah kaca. Jika berada di laut, plastik dapat mematikan kehidupan zooplankton yang memiliki peran untuk menyerap karbon.

Solusi masalah sikat gigi

Solusi utama dari adanya problem sikat gigi adalah mengganti sikat gigi ke sikat gigi ramah lingkungan.

Namun kita bisa sedikit memperpanjang usia sikat gigi dengan cara yang diterangkan oleh Dr. Nammy Patel, pengarang buku Age With Style : Your Guide to A Youthful Smile and Healthy Living yaitu

Baca  Cabut Di Dokter Gigi, Bikin Gigi Palsu Di Tukang Gigi

1.Menambah usia pakai

dengan memanfaatkan sikat gigi bekas sebagai alat bantu mewarnai rambut, membresihkan bagian mobil, atau apapun yang yang bisa dijangkau menggunakan sikat kecil.

Sikat gigi juga sangat efektif untuk membersihkan bagian-bagian di dapur, hingga sela-sela ubin kamar mandi. Hanya perlu menambahkan baking soda dan pemutih. Kita juga bisa membersihkan tombol keyboard komputer dengan sikat gigi kering. Selain itu masih banyak kegunaan lain, semisal membersihkan sikat rambut, keran air, hingga permukaan Velcro pada sepatu, pakaian atau sejenisnya.

Bahkan sikat gigi juga bisa menjadi alat lukis selain kuas untuk menambahkan efek tertentu pada lukisan. Jangan lupa, noda di tembok pun bisa dibersihkan dengan bantuan sikat gigi.

2. Mengganti dengan sikat gigi ramah lingkungan

“Sikat gigi yang terbuat dari bahan berkelanjutan merupakan produk yang hebat,”ucap Patel. “Mereka menawarkan solusi pembersih gigi sekaligus ramah lingkungan.”

Bambu adalah salah satu bahan popular untuk alternatif pegangan sikat gigi. Setidaknya masih bisa untuk digunakan kaitan bagi sikat nylon. Ya, pegangan sikat gigi adalah bagian paling besar dari sebuah sikat gigi, sehingga penggunaan bambu merupakan satu langkah tepat menuju keberlanjutan.

Mengutip dari web https://citarumharum.jabarprov.go.id/, ada informasi bahwa beberapa produsen sikat gigi (Bootrybe’s) sudah ada yang menarkan untuk mengganti sikatnya saja, sehingga pegangan sikat masih bisa digunakan bertahun-tahun. Di Indonesia sendiri salah satu produsen pasta gigi paling terkemuka yaitu Pepsodent sudah memiliki lini sikat gigi berbahan bambu.

Anda juga bisa memilih untuk memakai sikat gigi dari bahan daur ulang. Sejak 2007 silam, Preserve sudah mendaurulang gelas plastik yogurt dijadikan sikat gigi. Saat sikat gigi anda sudah tak terpakai, anda bisa mengembalikannya pada Preseerve untuk kembali didaurulang. Klik DISINI terkait Preseerve

Sumber :

1. https://www.cnbcindonesia.com/

2. https://tirto.id/

3. https://citarumharum.jabarprov.go.id/

4. https://sustaination.id/

(Visited 7 times, 1 visits today)
Share:

admin

Admin website https://dental.id