1. Keliling Gang

FKG, dari masa ke masa dikenal dengan julukan Fakultas Keliling Gang. Julukan ini muncul dikarenakan mahasiswa koas gigi yang mencari pasien dengan cara keliling dari gang satu ke gang lainnya; mencari sosok yang mau dijadikan pasien untuk memenuhi requirement koasnya. Mirip sales? Iya. Sering ditolak? Iya. Bahkan, ada calon pasien yang komentar, “Dokter gigi sekarang sepi pasien, ya? Sampai-sampai rela keliling gang nyari pasien kayak sales”. Ketika mendengar komentar seperti itu, senyumin aja walau perih. Perjuangan untuk mencari pasien dengan cara keliling gang tidak mudah. Tapi, mau gimana lagi. Terkadang, di situlah letak seninya.

2. Promo di media sosial

Di zaman “apa-apa di-upload ke medsos” ini, promo di media sosial tentu bisa sangat menjanjikan bagi seorang koas gigi dalam mencari pasien. Sering ketemu postingan koas gigi yang sedang promo mencari pasien, kan? Di timeline line, story instagram, status BBM, bahkan waktu live BIGO juga bisa disempatkan untuk promo mencari pasien. Yah, hasilnya lumayan banyak, sih, yang nanya-nanya tentang perawatan gigi. Nanya-nanya doang biasanya :3

3. Menumbalkan orang-orang terdekat

Koas gigi memang terkadang “kejam”. Orang-orang terdekat sering dijadikan sasaran empuk untuk dijadikan pasien. Siapa saja orang-orang terdekat yang sering dijadikan pasien?

a. Pacar

Yuhuu. Banyak banget, lho, koas gigi yang bawa pacarnya ke klinik gigi koas untuk dijadikan pasien. Kadang, berasa dental unit seperti milik berdua. Yah, yang namanya pacar. Kalo pun pengen nolak, biasanya alasannya selalu mentah.

“Yang, aku butuh pasien nambel L Aku udah ketinggalan jauh dari temen-temenku.”

“Sabar, ya, Yang. Nanti aku bantu cariin pasien.”

“Kamu nggak peka banget,sih! Harusnya kamu nawarin diri dong buat jadi pasien!”

Baca  Untukmu, Anak FKG yang Sedang Bersedih

“Loh. Kan, kamu kan udah meriksa gigiku kemaren, Sayang. Kamu kan tau gigiku bagus.”

“Aku nggak mau tau! Mulai malem ini, sebelum tidur kamu harus ngemut gula pasir 1 kilo. Setiap malam! Dan jangan gosok gigi! Kalo, nggak. Aku cari pacar lain yang giginya jelek!”

“…..”

 

b. Teman

Teman-teman terdekat juga sering jadi sasaran empuk untuk dijadikan pasien. Kalo ada teman kamu; seorang koas gigi yang mendadak baik, tiba-tiba nraktir, nawarin minjem duit, ngasih oleh-oleh, mijitin atau tiba-tiba membelikan kamu mobil, waspadalah. Dia sedang berusaha membeli gigimu.

 

c. Orangtua

Jangan ragukan pengorbanan orangtua untuk anaknya. Itu aja. Renungkan.

 

d. Gebetan

Yang ini nih, kadang rada-rada kasian. Udah rela dijadikan pasien, harapan udah tinggi, eh, jadian kagak. Pedih.

 

4. Calo pasien

Ini biasanya jadi opsi terakhir karena harganya yang mahal (terutama bagi koas-koas jelata). Tapi, bagi koas-koas tajir, opsi ini bisa jadi opsi utama. Memakai jasa calo pasien bisa sangat menguras isi dompet sampai ke sudut-sudut terdalam. Gue, yang termasuk ke dalam koas jelata, sangat menghindari menggunakan opsi ini. Takutnya, himpitan ekonomi akibat menggunakan cara ini membuat gue nekat jadi begal.

 

5. Ikut komunitas

Opsi ini juga banyak untungnya. Ikut komunitas membuat kita mendapat kenalan orang-orang baru (baca: target selanjutnya). Saran gue, kalo ada koas gigi yang baru mendaftar komunitas kalian, segera bubarkan komunitas kalian. Eh, jangan, ding. Kasihan. Ini soalnya opsi yang cukup menjanjikan. Saran gue untuk anak koas gigi, hati-hati dalam memilih komunitas. Jangan ikut komunitas ABG labil pakai baju seksi yang foto-foto sama motor modifikasi.

Baca  Dokter Gigi : Ini 7 Hal Mengerikan Yang Kami Rasakan Di Tempat Praktek

 

(Visited 1,268 times, 3 visits today)

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.