Prof Bundi : Penemu Bahan Baru untuk Gigi Yang Tidak Pernah Praktek Dokter Gigi - Dental ID
Dental ID
Home Dokter Gigi Sosok Prof Bundi : Penemu Bahan Baru untuk Gigi Yang Tidak Pernah Praktek Dokter Gigi

Prof Bundi : Penemu Bahan Baru untuk Gigi Yang Tidak Pernah Praktek Dokter Gigi

widowati

Sebagai lulusan fakultas kedokteran gigi, ia tentu bergelar dokter gigi. Bahkan, ia juga menyandang gelar doktor dengan disertasi seputar gigi. Tapi, percaya atau tidak, ia sama sekali belum pernah mencabut gigi pasien. Ia juga mengaku, salah satu gurunya di bidang gigi ini adalah seorang seniman. Itulah Prof. Dr drg Widowati Siswomihardjo MS atau yang akrab disapa Prof Bundi.

Dengan terus terang, ia mengaku selalu berusaha menghindari kemungkinan mencabut gigi pasien. “Benar. Bukan pasien yang kabur karena giginya harus dicabut, justru saya yang tunggang langgang tiap kali harus mencabut gigi,” ujar dosen dan peneliti di UGM ini.

BACA : Dok Apakah Cabut Gigi Atas Menyebabkan Kebutaan?

Widowati mengaku kurang pede (percaya diri) tiap kali harus berhadapan dengan pasien yang hendak mencabutkan gigi. Maklum, ia mengaku takut melihat darah dari mulut pasien. Ia juga mengaku tidak bisa menemukan nikmatnya praktik dokter gigi.

Tak aneh, meski bergelar dokter gigi, ia sama sekali tidak pernah praktik. Kok bisa lulus kedokteran gigi?

Putri mantan Rektor UNS Solo Prof Dr Kunto Wibisono Siswomihardjo ini mengaku mengambil bagian non-klinik dan menekuni kedokteran gigi bagian ilmu bahan. Tapi, kan ada masa pengabdian masyarakat? Widowati, rupanya, punya “resep” agar terhindar dari mencabut gigi orang.

BACA : Dokter Gigi Mirip Barbie :Sahabat Si Kecil

Mestinya, tiap mahasiswa atau dosen harus menjalani pengabdian masyarakat sebagai syarat pencapaian akademik. Tapi, Widowati selalu memilih bagian diagnosis awal pasien. Dengan begitu, ia tidak harus mencabut gigi. “Tiap ada pengabdian masyarakat, saya ambil bagian paling ujung, bagian memeriksa mulut pasien. Setelah itu, saya arahkan pasien ke teman-teman yang siap mencabut. Jadi, ya saya tidak pernah mencabut gigi,” kilahnya.

Baca  drg. Rahayu Puji Astuti : Komunitas Senyum Anak Indonesia Jalan Menuju Sukses Dunia dan Akhirat

Dengan alasan sama, Widowati mengaku menyukai pengabdian masyarakat di sekolah, khususnya SD. “Gigi anak kan masih bagus, rapi. Di sini, yang lebih perlu justru penyuluhan agar anak-anak itu tidak sampai mencabut gigi. Jadi, pengabdian sebagai syarat akademik tetap jalan tanpa harus mencabut gigi,” selorohnya.

Meski begitu, prestasi lulusan FKG UGM 1982 ini tergolong tidak biasa dan bahkan masuk salah satu 5 ilmuwan wanita asal Indonesia. Nyatanya, ia menemukan polyester yang bisa dijadikan bahan alternatif pembuatan basis gigi tiruan murah.

BACA : Orofacial Pain : Cara Cabut Gigi Tanpa Sakit

Temuan itu ia kembangkan dari penelitian untuk disertasi doktor di Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya 1999 dengan promotor Prof Dr Soekotjo Djokosalamoen.

Polyester EBP-2421 temuannya, menurut Widowati, jauh lebih murah daripada resin Akrilik yang dipakai di dunia kedokteran gigi sejak 1937. “Bahan ini juga mudah diperoleh di dalam negeri,” kata wanita yang mengaku bercita-cita jadi diplomat ini.

Ia lantas membandingkan. Resin akrilik yang selama ini dipakai harus diimpor. Harganya ratarata Rp 400 ribu per kilogram. Polyester, kata ia, dibuat di Tangerang dan harganya Rp 25 ribu per kilogram. “Secara kimiawi, bahan ini juga lebih aman bagi pemakai dan waktu pembuatan lebih pendek,” urainya.

Keamanan bahan ini bagi manusia itulah yang kini sedang dipatenkan Widowati. Untuk itu, ia sudah mencobakan polyester ke hewan percobaan dan biakan sel sebagai prosedur ilmiah sebelum ke manusia. Dengan bantuan peneliti senior dari kedokteran farmasi, kedokteran hewan, MIPA Kimia dan fisika, hingga teknik mesin, telah pula dilakukan uji mutagenik. Hasilnya?

Bahan ini tidak menyebabkan kanker atau efek negative lainnya. Jadi, memang aman,” tutur penerima penghargaan peneliti dari UGM ini.

BACA : Gigi Palsu Abal-Abal Penyebab Kanker by : drg. Mirza Mangku Anom

Bila bahan ini diterima sebagai bahan basis gigi tiruan, kata Widowati, akan ada penghematan luar biasa di dunia pendidikan dokter gigi. Widowati lalu menggambarkan, tiap tahun 90-100 mahasiswa FKG harus praktikum membuat model gigi. Itu hanya di satu universitas. Padahal, ada belasan universitas yang punya FKG. “Dengan harga jauh lebih murah, biaya praktik tentu jauh lebih hemat,” jelasnya.

BACA : Ternyata Dokter Gigi Ini Juga Seorang Pembalap

Sumber tulisan :

Baca  Rizal Rizky Akbar : Awalnya Pilihan Kedua Dan Harapan Tentang Dental Photography

https://www.jaist.ac.jp

Iklan dipersembahkan oleh Google
(Visited 376 times, 1 visits today)

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Ad