Begini Cara Yoga Untuk Mengatasi Low Back Pain Bagi Dokter Gigi
Salah satu penyakit yang mengintai dokter gigi adalah Low Back Pain. Hal ini terjadi karena posisi dokter gigi yang mengharuskan agak membungkuk ketika menangani pasien. Kali ini akan coba dibahas di sini dan bagaimana cara melawannya lewat berbagai pose (asana) yoga sederhana.
Metode terapi yoga yang dipergunakan di sini dirintis oleh BKS Iyengar, seorang tokoh yoga terkemuka di dunia. sebuah metode yang telah diadaptasi dengan begitu luas oleh berbagai kalangan, termasuk dunia medis sekalipun. Karena penelitiannya yang begitu scientific, mendalam serta mampu memberikan berbagai jawaban terhadap banyak kondisi yang belum terjawab secara medis konvensional.
APA ITU SCIATICA?
Tulang punggung manusia itu sebenarnya tidak lurus secara harfiah. Ada sedikit lekukan tertentu di beberapa bagiannya. Sayangnya secara tidak tersadari sering sekali postur harian tubuh manusia bergerak ke arah yang berlawanan dengan lekukan alamiahnya. Pergerakan tersebut umumnya adalah membungkukkan tubuh ke arah depan. Sepintas terlihat santai dan nyaman. Namun berdasarkan bagan berikut bisa terlihat betapa buruknya efek membungkuk bagi postur manusia keseluruhan.
Postur seperti ini akan membuat tekanan konstan pada bagian-bagian tertentu di sepanjang areal tulang punggung. Sakit pada bagian tengkuk, pinggang dan postur membungkuk adalah salah satu akibat nyata dari kebiasaan ini. Selain hal itu, pembungkukkan seperti ini memberikan tekanan yang berlebihan organ-organ yang dalam tubuh seperti paru-paru, jantung serta sebagian organ pencernaan.
Namun karena fokus pembahasan kali ini pada rasa sakit di bagian punggung khususnya untuk areal saraf sciatica (siatika), kita hanya akan menekankan pada akibat yang timbul dari postur ini ke pada bagian bawah tulang punggung (lumbar) manusia. Karena pose membungkuk tadi tidak sesuai dengan bentuk alamiah keseluruhan tulang punggung.
Selain mempercepat proses pembungkukan areal kypho (hyperkhiposis) -seperti yang banyak dialami oleh orang lanjut usia- juga apabila digabung dengan gaya hidup yang buruk (pola makan, jenis makanan, stres, istirahat serta jarang berolahraga) ditenggarai pose bungkuk akan membuat tulang mudah terserang pengeroposan (osteoporosis)
Tulang punggung sebenarnya adalah sederetan ruas dengan dilengkapi bantalan seperti gel yang menjembatani di antaranya. Penampang gel tersebut berisikan inti bernama nucleus dan pembatas pinggirannya yang bernama annulus.
Postur bungkuk yang buruk tadi akan merusak keharmonisan antara kondisi ruas-ruas tulang. Di mana sisi depan mengalami penekanan lebih banyak sehingga mempercepat terjadinya proses perusakan bagian cakram (gel) pelindung antar ruas.
Nanti isinya dari arah yang tertekan pada satu sisi itu akan bergerak menggeser kebelakang kemudian merobek bagian annulus, lalu menekan sisi saraf yang berada di belakang ruas tulang punggung.
Kondisi ini yang biasa disebut orang awam dengan istilah ‘Saraf Terjepit’ atau Pinch Nerve, di mana saraf terjepit oleh tekanan inti gel yang keluar. Tekanan saat membungkuk biasanya akan terjadi pada area ruas tulang punggung bawah (lumbar) ke lima dan ke empat (L5-L4) dan menekan saraf sciatica(siatika) yang merupakan saraf terbesar serta terpanjang dari seluruh struktur tubuh manusia. Panjang saraf siatika menyusuri punggung bawah hingga bagian belakang paha, betis sampai ke telapak dan ibu jari kaki. Karena itu nama yang popular dari kondisi ini adalah sciatica.
Oh ya, saya bukan salah ketik Lumbar dari kata ‘Lumbal’, karena secara basic scientific anatomy, kata ini lebih universal dipakai ketimbang istilah ‘lumbal’ dari para dokter Indonesia pada umumnya yang lebih mengacu ke istilah kuno peninggalan pengaruh kedokteran eropa.
Kaum awam juga kadang mempercanggih deskripsi problem yang diderita dengan menduplikasi istilah yang mereka dengar dari sang dokter, HNP -Herniated Nucleus Pulposus, yang sebenarnya lebih menjelaskan pada bocornya inti gel keluar dari tempatnya, ketimbang areal saraf mana yang sedang ‘sakit’.
Gejala yang umum dialami adalah rasa sakit (ringan hingga hebat) di bagian punggung bawah merambat ke paha belakang hingga ke jari-jari kaki. Kadang hanya berupa rasa menggelitik, kesemutan atau mati rasa. Namun pada tingkat tertinggi mampu menimbulkan rasa kebas di bagian kaki menyebabkan ketidak leluasaan hingga ketidak mampuan untuk menggerakkan bagian kaki. Apabila diperhatikan gambar di mana posisi saraf sciatica (yang telah dibedakan secara warna dar struktur keseluruhan saraf) rasa sakit tersebut bisa dimengerti.
6 LANGKAH MUDAH TANPA REPOT UNTUK SEMBUHKAN LOW BACK PAIN BAGI DOKTER GIGI
POSE YOGA
Secara sederhana tradisi Iyengar memberikan jalan keluar bagi saraf terjepit tersebut. Apabila inti gel tadi merembes keluar dan menekan saraf akibat gerakan membungkuk ke depan, maka yoga memberikan jalan keluar dengan cara membalikkan gerakan tadi ke arah belakang. Logis apabila kondisi tersebut akan meringankan tekanan gel pada saraf dan lewat intensitas tertentu terbukti mampu membuat gel tersebut masuk kembali ke posisi semula dan membebaskan saraf sama sekali. Setidaknya meringankan tekanan pada akar saraf yang terjepit
Berikut sediakan waktu 30 menit dan latih pose-pose di bawah ini rutin selama 5-6 hari perminggu selama 2 bulan. Biasanya para penderita akan merasakan perubahan perlahan secara signifikan. Setelah terjadi, bergabunglah dengan studio yoga yang memiliki kredibilitas baik. Utarakan maksud Anda untuk membebaskan diri dari kondisi sciatica :
1. TRIKONASANA
Ini pose yang bisa dilakukan apabila problem siatika belum terlalu parah atau telah mereda. Apabila telah terlalu parah, gunakan bantuan balok kayu seperti gambar bawah (bila perlu gunakan alat bantu yang lebih tinggi seperti kursi). Penyelarasan (alignment) tulang punggung, susunan saraf, fleksibilitas pinggul dan banyak lagi manfaat positif terjadi di sini. Rajin melatih pose ini dapat menjamin kesehatan postur tubuh Anda. Lakukan selama 15 detik untuk setiap sisi. Ulangi sebanyak 3-4 kali juga setiap sisi.
2. USTRASANA
Pose ini adalah kelanjutan dari pose pertama. Selain lebih jauh membebaskan saraf, pose ini juga melatih kelenturan tulang punggung, pinggang serta kekuatan paha untuk menopang tubuh lebih kuat untuk berdiri lebih tegak. Lakukan selama 30-45 detik
3. UPAVISTHA KONASANA
Pose ini membuat pinggang menjadi lebih fleksibel serta memberi sensasi lengkungan yang tepat bagi areal punggung bawah (lumbar) dengan cara menarik tali sambil menegakkan tubuh dengan mengembangkan dada serta menempelkan bahu pada tembok. Lakukan selama 60 detik.
4. BHARADVAJASANA
Pose ini akan melembutkan otot latisimus dorsi yang membantu menopang tubuh terutama bagi mereka dengan postur membungkuk. Sering sekali bagian bawah otot tersebut menjadi sangat tegang dan mudah menjadi lemah. Saat ia melemah, cedera punggung makin mudah terjadi. Ini pose yang sangat baik untuk meringankan bebannya. Lakukan selama 15-30 detik setiap sisi.
5. SETU BANDHA SARVANGASANA
Pose ini membuat tulang punggung kembali ke lengkungan awalnya. Sekaligus membuat saraf siatika terasa nyaman akibat tekanan yang dialami mereda. Guling langsung diaplikasikan kepada penderita siatika yang cukup parah. Setelah membaik bisa diganti dengan balok yoga, sehingga lengkungannya menjadi lebih maksimal. Lakukan selama 3-5 menit.
6. SAVASANA
Tutup gerakan ini dengan Savasana (Dead Men’s Pose) fase relaksasi 10-15 menit. Merupakan sebuah keharusan! Tidak bisa tidak, karena fase ini memberi kesempatan tubuh merangkum seluruh manfaat dari ‘reparasi’ yang telah dilakukan.
TIDAK HARUS LEWAT OPERASI
Penanganan a la yoga ini menjadi semacam alternatif bagi penderita saraf terjepit selain menenggak obat penahan sakit, fisioterapi, pijat chiropractic ataupun meja operasi.
Semua faktor tadi datang sebagai elemen eksternal atau luar tubuh, sehinggai kontrol terhadap postur menjadi kurang. Sehingga suatu saat siatika bisa menyerang kembali, walaupun lewat terapi telah dinyatakan sembuh. Dan tidak ada satupun dari metode tadi yang bisa dihargai dengan biaya murah. Terutama bagi operasi yang rumit, biayanya sangatlah mahal, tingkat keberhasilannya pun masih belum berkisar di angka 100 persen.
Melakukan terapi yoga seperti ini setidaknya mampu menghadirkan rasa awas dan kemampuan penguasaan terhadap tubuh setiap saat. Mencegah terjadinya cedera serupa di masa datang. Alat bantu yang diterapkan di sini juga mampu membantu areal tubuh yang sakit menjadi lebih relaks. Karena pada saat yang sama organ pernapasan juga mendapatkan support maka rasa relaks tadi akan mencapai level maksimal. Setidaknya ini adalah proses awal dari upaya penyembuhan.
Artikel Populer Minggu Ini :
- Di Puskesmas, Dokter Gigi Melayani 15 Pasien Itu Tidak Wajar
- Apa Saja Sih Pelayanan Kesehatan Gigi Yang Ditanggung BPJS?
- Ferry Yuliana : Dokter Gigi Dibalik Brand Gendhis Bag Yang Tembus Ke Mancanegara
- Belum Jadi Dokter, Mahasiswi Ini Buka Praktek Pemasangan Behel Lewat Facebook
Terima kasih untuk :